Minyak goreng kemasan sesuai harga ketentuan pemerintah Rp 14.000 sulit ditemukan di Mojokerto dan Jombang. Terbukti, warga dari dua daerah tersebut rela mengantre berjam-jam di sebuah supermarket hanya demi membeli minyak goreng dengan harga murah.
Fenomena tersebut terjadi di salah satu supermarket Jalan Bhayangkara, Kota Mojokerto. Menjelang petang, puluhan orang yang didominasi emak-emak mengantre di pintu masuk supermarket tersebut.
Sejumlah polisi dan satpam supermarket mengatur antrean hingga menjadi 3 baris mulai pintu masuk sampai tepi Jalan Bhayangkara. Meski warga sudah memakai masker, mereka tetap saja enggan menjaga jarak satu sama lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Puluhan emak-emak yang mengantre ternyata bukan hanya warga Kota Mojokerto. Seperti Lail (38) yang rela datang jauh-jauh dari Mojoagung, Jombang. Pengusaha warung nasi ini mengaku mengantre sejak sekitar pukul 16.00 WIB. Ia baru bisa membeli minyak goreng kemasan sekitar pukul 18.00 WIB.
![]() |
"Karena di minimarket-minimarket di Mojoagung stoknya kosong, sedangkan di pasar harganya mahal, masih Rp 16.000-17.000 per liter. Saya kan jualan nasi, tiap hari butuh minyak goreng," kata Lail kepada detikJatim di lokasi, Senin (14/2/2022).
Setelah mengantre sekitar 2 jam, Lail hanya bisa membeli 3 bungkus minyak goreng yang masing-masing berisi 2 liter. Harga minyak goreng kemasan tersebut Rp 13.600 per liter.
"Harapannya semoga harganya cepat turun lagi dan barangnya mudah didapat," cetusnya.
Sama halnya dengan Suwarno (45). Ia rela datang jauh-jauh dari rumahnya di Desa Jerukseger, Gedeg, Kabupaten Mojokerto agar bisa membeli minyak goreng dengan harga terjangkau.
Seperti pembeli lainnya, ia juga dibatasi bisa membeli maksimal 3 bungkus minyak goreng kemasan harga Rp 14.000 per liter. 6 liter minyak goreng yang ia beli petang ini sedianya untuk kebutuhan rumah tangganya sendiri.
"Karena di pasar harganya mahal, masih Rp 38.000-40.000 per dua liter. Kalau di minimarket sering kosong. Semoga ke depan bisa normal kembali seperti dulu harga maupun ketersediaannya," jelasnya.
Sulitnya menemukan minyak goreng kemasan dengan harga sesuai ketentuan Kementerian Perdagangan juga dirasakan Novi, warga Kelurahan Gunung Gedangan, Magersari, Kota Mojokerto.
Oleh sebab itu, ia rela mengantre di supermarket di Jalan Bhayangkara ini hanya demi membeli minyak goreng dengan harga terjangkau. Ia mulai mengantre sekitar pukul 17.10 WIB sampai sekitar pukul 18.05 WIB.
"Karena stok di rumah sudah habis. Mau beli di toko-toko dekat rumah harganya mahal Rp 38.000-40.000 per dua liter. Sementara di pasar jarang ada, di minimarket juga banyak yang kosong," tandasnya.
(iwd/iwd)