Minyak Goreng Kemasan Langka di Jatim, yang Ada Hanya Rak Kosong Melompong

Minyak Goreng Kemasan Langka di Jatim, yang Ada Hanya Rak Kosong Melompong

Tim DetikJatim - detikJatim
Minggu, 06 Feb 2022 16:51 WIB
Minyak Goreng Langka di Surabaya
Minyak goreng kosong di rak minimarket/Foto: Faiq Azmi
Surabaya -

Minyak goreng masih menjadi barang yang langka di Jatim. Di sejumlah minimarket tidak ditemukan keberadaan minyak goreng kemasan. Semua rak minyak goreng kosong. Jika ada pun, minyak goreng langsung ludes diserbu.

Di pasar tradisional memang masih ada minyak goreng kemasan, namun harganya di atas Rp 14 ribu. Ada juga minyak goreng curah yang harganya juga mahal. Pedagang juga hanya menghabiskan stok minyak curah yang ada karena sudah tak kuat lagi membeli di agen dengan harga yang melambung.

Berdasarkan penelusuran detikJatim di minimarket di Surabaya, minyak goreng kemasan Rp 14 ribu per liter sulit ditemukan. Sebagian hanya menyediakan minyak goreng kemasan seharga Rp 30 ribu per liter.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pekerja minimarket, Hari menyebut bahwa stok minyak goreng kemasan memang sudah habis dalam beberapa hari terakhir dan belum ada stok yang datang.

"Kalau pun datang (stok minyak goreng kemasan), pagi itu buka minimarket langsung diborong warga, meskipun sudah kita batasi satu pembeli satu produk," terang Hari.

ADVERTISEMENT

Hal serupa juga terjadi di minimarket kawasan Benowo. Tidak tersedia minyak goreng kemasan dengan harga Rp 14 ribu per liter. Hanya ditemukan minyak jenis premium (minyak kelapa) dengan harga Rp 30 ribu per liter.

Situasi yang sama juga terjadi di Pasuruan. Harga minyak goreng di pasar tradisional Kota Pasuruan masih tinggi. Minyak goreng kemasan juga susah ditemukan.

Dari pantauan detikJatim, harga eceran minyak goreng kemasan di Kota Pasuruan masih berkisar Rp 15-19 ribu per liter. Padahal Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah adalah Rp 14 ribu per liter.

Pedagang di Pasar Kebonagung Kota Pasuruan menyebutkan bahwa pasokan minyak goreng satu harga belum normal. Itu menyebabkan harga minyak goreng kemasan masih tinggi.

"Minyak goreng harganya belum bisa turun," kata salah satu pedagang Sofiah, Jumat (4/2/2022).

Tim detikJatim juga mengecek stok minyak goreng kemasan di sebagian kecamatan di Mojokerto sejak Kamis (3/2/2022). Di Kecamatan Sooko, 2 minimarket di Desa Sooko dan Jampirogo tidak memiliki stok minyak goreng sama sekali.

Pegawai minimarket mengatakan pasokan dari penyuplai sangat terbatas. Minimarket hanya menerima 1 dus yang berisi 12 bungkus minyak goreng kemasan 1 liter pada Rabu (2/2) malam. Pihaknya telah menjualnya senilai Rp 14.000 per liter, sesuai HET yang ditentukan Kemendag. Dan itu pun langsung ludes.

"Displai kami buka jam 6 pagi, cepat habis karena suplai hanya 1 dus. Kalau toko yang buka 24 jam pasokannya lebih dari 1 dus," kata pegawai berinisial EO tersebut.

Tak hanya di minimarket, mintak goreng juga mengalami kelangkaan di pasar tradisional di Blitar. Jikapun ada, harga minyak goreng masih di atas Rp 14 ribu per liter.

Di rak minyak toko ritel, hanya terpajang satu merek minyak goreng dengan harga Rp 37 ribu per liter. Tiga tingkat rak yang biasanya terpajang berbagai merek minyak goreng, kondisinya kosong.

"Kemarin datang kiriman jam 4 sore, tapi langsung habis jam 7 malam. Padahal jumlah kiriman tidak berkurang selama ada kebijakan harga minyak goreng Rp 14 ribu per liter ini," kata staf toko ritel di Jalan A Yani Kota Blitar, Bambang Sukoco.

Sementara di Pasar Legi Kota Blitar, untuk minyak goreng kemasan, para pedagang besar mengaku tidak punya stok. Ini karena mereka langsung mengembalikan ke pabrik, begitu ada kebijakan minyak goreng satu harga.

"Langsung saya kembalikan ke pabrik. Wong saya dapatnya harga kulak lama. Kalau dijual Rp 14 ribu per liter, ruginya sampai Rp 4.000 per liter. Ini saya jual minyak curah, harganya Rp 17.500 per liter," kata seorang pedagang besar, Sulikah.




(abq/iwd)


Hide Ads