Penjahit Permak Surabaya Akui Omzet Turun Jelang Nataru

Penjahit Permak Surabaya Akui Omzet Turun Jelang Nataru

Fadya Majida Az-Zahra - detikJatim
Sabtu, 20 Des 2025 11:45 WIB
Penjahit Permak Surabaya Akui Omzet Turun Jelang Nataru
Sentra Permak Binangun di kawasan Baratajaya, Surabaya (Foto: Fadya Majida Az-Zahra/detikJatim)
Surabaya -

Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru), Sentra Permak Binangun di kawasan Baratajaya, Surabaya, justru tidak mengalami lonjakan pengunjung seperti yang kerap diasumsikan masyarakat. Para penjahit di sentra tersebut menyebut akhir tahun bukan menjadi momen peningkatan omzet bagi usaha permak pakaian.

Hal itu disampaikan Alif, salah satu penjahit yang telah hampir satu dekade beraktivitas di Sentra Permak Binangun. Pria yang juga ditunjuk membantu urusan kelistrikan di sentra tersebut mengatakan, kondisi usaha permak justru cenderung menurun pada Desember.

"Kalau untuk Natal dan Tahun Baru ini, sebenarnya omzet menurun. Untuk penjahit seperti kita ini nggak seberapa, bahkan bisa dibilang turun," ujar Alif kepada detikJatim, Selasa (19/12/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Alif, penurunan omzet tersebut terjadi secara umum di hampir seluruh lapak yang ada di sentra permak tersebut. Ia menegaskan, momentum akhir tahun bukanlah masa panen bagi para penjahit permak.

ADVERTISEMENT

"Kalau yang naik itu justru pas masuk sekolah. Anak-anak bikin seragam. Kalau Natal itu jarang, nggak bisa naik pendapatannya," jelasnya.

Sentra Permak Binangun telah berdiri sejak tahun 2016 di bawah naungan Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (Dinkopdag) Kota Surabaya. Awalnya, para penjahit berjualan secara terpisah sebagai pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Jalan Baratajaya. Namun, seiring penataan kota, mereka kemudian direlokasi ke lokasi saat ini.

"Dulu kami jahitnya di sebelah konvensi Baratajaya. Karena direlokasi, sebagian yang mampu sewa ruko pindah ke sana, tapi yang nggak mampu ya direlokasi ke sini," tutur Alif.

Saat ini, Sentra Permak Binangun hanya dihuni oleh delapan penjahit, masing-masing menempati satu lapak. Seluruh penjahit yang direlokasi ke sentra tersebut merupakan warga yang telah berdomisili di Surabaya.

"Yang dipindah ke sini itu yang sudah domisili Surabaya. Kalau pendatang yang belum domisili, kebanyakan tetap ngontrak di tempat awal," imbuhnya.

Terkait jenis pakaian yang paling banyak diperbaiki menjelang akhir tahun, Alif menyebut sebagian besar masih berupa pakaian sehari-hari. Ia memastikan hampir tidak ada pesanan khusus terkait perayaan Natal.

"Paling baju harian saja. Kalau untuk persiapan Natal, jarang sekali. Pesanan dari gereja juga nggak ada," katanya.

Meski omzet menurun, Alif menegaskan kondisi sentra permak tetap berjalan aman dan kondusif tanpa konflik sejak relokasi dilakukan. Para penjahit menerima kondisi tersebut dan tetap bertahan menjalani usaha mereka.

"Selama ini aman, nggak ada masalah," pungkasnya.

Di tengah gegap gempita perayaan akhir tahun, kisah para penjahit di Sentra Permak Binangun menunjukkan bahwa tidak semua sektor usaha merasakan dampak positif dari momentum Natal dan Tahun Baru.




(auh/abq)


Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads