Bandara Internasional yang Berdiri Megah di Jawa Timur

Bandara Internasional yang Berdiri Megah di Jawa Timur

Muhammad Faishal Haq - detikJatim
Sabtu, 13 Des 2025 20:00 WIB
Bandara Internasional yang Berdiri Megah di Jawa Timur
Bandara Juanda Sidoarjo. Foto: ANTARA FOTO/Umarul Faruq
Surabaya -

Jawa Timur kini memiliki sejumlah bandara yang tidak hanya megah secara fisik, tetapi juga matang dari sisi fungsi dan layanan. Bandara-bandara ini memainkan peran penting sebagai gerbang ekonomi.

Tidak hanya itu, juga sebagai pusat konektivitas pariwisata, hingga jalur layanan internasional yang terus berkembang. Dengan beberapa keunggulan strategis, sejumlah bandara di provinsi ini dinilai layak menyandang status internasional, baik dari sisi teknis maupun operasional.

Bandara Internasional di Jawa Timur

Jawa Timur memiliki beberapa bandara berstatus internasional yang menjadi pintu gerbang penting bagi mobilitas penumpang dan distribusi logistik. Keberadaan fasilitas ini tidak hanya menunjang konektivitas antarwilayah dan antarnegara, tetapi memperkuat berbagai sektor.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Bandara Juanda Surabaya (Sidoarjo)

Penumpang di Bandara JuandaBandara Juanda Foto: Suparno/detikJatim

Bandara Internasional Juanda menjadi tulang punggung utama transportasi udara Jawa Timur dan salah satu bandara tersibuk di Indonesia. Keunggulan utamanya adalah kapasitas besar, infrastruktur lengkap, serta fungsi sebagai hub yang menghubungkan rute domestik dan internasional.

Juanda memiliki terminal luas, landasan pacu yang memadai untuk pesawat berbadan besar, layanan kargo yang kuat, hingga konektivitas multimoda yang menunjang pergerakan penumpang dan logistik.

ADVERTISEMENT

Sebagai bandara yang dikelola operator besar, Juanda menopang frekuensi penerbangan yang tinggi dan mengoperasikan apron serta fasilitas ground handling dengan standar internasional.

citilink di bandara juanda SurabayaPesawat di bandara juanda Surabaya Foto: Suparno

Bandara Juanda dinilai layak menyandang status internasional karena memenuhi sejumlah kriteria utama yang menjadi standar layanan dan operasional penerbangan global. Karena Juanda memenuhi berbagai kriteria utama, seperti berikut.

  • ketersediaan fasilitas imigrasi dan bea cukai
  • runway cukup panjang untuk mengakomodasi pesawat wide-body
  • kapasitas kargo yang besar
  • akses darat yang terhubung dengan jaringan jalan nasional
  • frekuensi dan permintaan rute internasional yang telah stabil

Dengan semua faktor tersebut, Juanda bukan sekadar pintu keluar-masuk antar pulau, tetapi benar-benar menjadi gerbang udara Jawa Timur untuk rute ASEAN hingga penerbangan jarak menengah.

2. Bandara Banyuwangi (Blimbingsari)

Bandara Banyuwangi memiliki karakter yang berbeda dari bandara lain di Jawa Timur. Selain lokasinya yang strategis di ujung timur Pulau Jawa, dekat dengan Kawah Ijen, Taman Nasional Alas Purwo, hingga jalur menuju Bali barat, bandara ini mendapat pengakuan nasional berkat konsep bangunan hijau.

Bandara BanyuwangiBandara Banyuwangi Foto: Ahmad Masaul Khoiri/detikcom

Dilansir dari laman resmi Diskominfo Jatim, Bandara Banyuwangi pernah meraih sertifikasi Greenship Net Zero Healthy Ready (NZH) dari Green Building Council Indonesia.

Predikat ini menjadi nilai tambah signifikan karena menunjukkan komitmen terhadap keberlanjutan, sebuah faktor yang kini semakin dipertimbangkan maskapai internasional ketika membuka rute baru.

Bandara Banyuwangi dinilai layak berstatus internasional karena memiliki sejumlah keunggulan yang mendukung operasional penerbangan lintas negara. Karena Banyuwangi memiliki berbagai hal berikut.

  • Posisi geografis ideal untuk melayani turis mancanegara yang ingin mengakses destinasi alam di timur Jawa
  • Runway dan terminal yang memadai untuk mengakomodasi layanan internasional skala terbatas
  • Citra kuat sebagai International Green Gateway, sesuatu yang dapat menjadi modal penting saat negosiasi rute dengan maskapai asing
  • Pertumbuhan kunjungan wisatawan yang stabil dari tahun ke tahun

Jika rute menuju Malaysia, Singapura, atau Australia Barat kembali dibuka, bandara ini diyakini mampu mendukung operasional penerbangan internasional secara bertahap berkat kapasitas, fasilitas, dan pengelolaan yang terus ditingkatkan.

3. Bandara Dhoho Kediri

Sebagai bandara baru dengan investasi besar dari sektor swasta, Bandara Dhoho Kediri muncul sebagai salah satu kandidat terkuat untuk menyandang status internasional di masa depan.

Dhoho didesain dengan spesifikasi teknis yang tidak main-main, runway sepanjang sekitar 3.300 meter yang dapat dilintasi pesawat berbadan lebar, apron luas, serta terminal yang dirancang untuk menangani penumpang internasional.

Super Air Jet di Bandara Dhoho KediriSuper Air Jet di Bandara Dhoho Kediri Foto: Andhika Dwi/detikJatim

Pengembangan akses darat-termasuk rencana sambungan tol, kian memperkuat posisi Dhoho sebagai bandara strategis bagi kawasan selatan Jawa Timur. Selain itu, Dhoho disiapkan untuk melayani penerbangan haji dan umrah, sebuah indikator jelas tentang kesiapan bandara memasuki pasar rute internasional.

Bandara Dhoho dinilai layak menyandang status internasional karena telah memenuhi sejumlah syarat penting yang menjadi standar operasional dan pelayanan penerbangan global. Berikut beberapa di antaranya.

  • Runway panjang untuk operasional wide-body
  • Terminal dengan fasilitas pemeriksaan imigrasi dan keamanan internasional
  • Dukungan operator dan investor besar yang mempercepat kesiapan regulasi
  • Potensi redistribusi arus penerbangan dari Juanda yang kini menjadi salah satu bandara tersibuk di Indonesia

Dengan potensi ini, Bandara Dhoho dapat menjadi alternatif kuat untuk mengurai kepadatan Bandara Juanda, sekaligus membuka gerbang baru konektivitas udara di wilayah selatan Jawa Timur.

Ketiga bandara tersebut menampilkan pendekatan berbeda, namun saling melengkapi. Bandara Juanda tampil sebagai pusat utama yang memenuhi seluruh persyaratan teknis dan komersial.

Bandara Banyuwangi hadir dengan kekuatan citra hijau dan akses pariwisata. Bandara Dhoho menawarkan masa depan dengan kapasitas runway besar dan dukungan investasi swasta yang agresif.

Sinergi ketiganya menciptakan peta mobilitas baru di Jawa Timur. Bandara Juanda tetap menjadi bandara internasional mapan dengan permintaan tinggi, Bandara Banyuwangi menjadi pintu gerbang ekowisata dan pariwisata alam, sementara Bandara Dhoho menjadi motor baru konektivitas udara selatan.

Dengan jaringan yang semakin kuat, Jawa Timur bukan hanya memiliki bandara besar, tetapi juga memiliki ekosistem penerbangan yang mendukung pertumbuhan ekonomi, pariwisata, dan distribusi logistik secara berkelanjutan.

Kehadiran bandara baru dan peningkatan fasilitas yang terus dilakukan pemerintah daerah maupun operator membuat provinsi ini semakin siap menyambut penerbangan internasional dalam berbagai skala.

Artikel ini ditulis Muhammad Faishal Haq, peserta magang PRIMA Kemenag di detikcom.




(ihc/irb)


Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads