Direktorat Kemahasiswaan Universitas Brawijaya (UB) membuka Crisis Center untuk melakukan proses verifikasi bantuan bagi mahasiswa terdampak bencana di Sumatera. Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa seluruh mahasiswa yang terdampak bencana di wilayah Sumatera mendapatkan bantuan secara tepat, cepat, dan sesuai kebutuhan.
Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Dr. Setiawan Noerdajasakti turun ke lapangan untuk mengawasi jalannya pendataan dan pengecekan dokumen mahasiswa terdampak.
Setiawan menjelaskan, verifikasi ini merupakan langkah krusial sebelum penyaluran bantuan dilakukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami ingin memastikan bahwa seluruh mahasiswa yang terdampak benar-benar mendapatkan bantuan tanpa ada yang terlewat," ujar Setiawan kepada wartawan, Rabu (10/12/2025).
"Inilah bentuk tanggung jawab UB untuk hadir dalam kondisi darurat, terutama ketika mahasiswa sedang mengalami kesulitan," sambungnya.
Setiawan menambahkan bahwa UB bergerak cepat setelah laporan mengenai mahasiswa terdampak bencana Sumatera diterima Crisis Center.
Menurut Setiawan, pendataan awal menunjukkan bahwa sejumlah mahasiswa sedang mengalami kendala finansial, kesulitan akses komunikasi, hingga kehilangan tempat tinggal sementara.
"Bantuan tidak hanya berbentuk uang, tetapi juga dukungan psikologis, kebutuhan harian, dan akses akademik. Kami tidak ingin mahasiswa terhambat proses pendidikannya akibat bencana," tambahnya.
Setiawan juga menyampaikan bahwa verifikasi hari ini merupakan bagian dari rangkaian tahapan penanganan bencana yang telah disiapkan kampus.
UB akan segera melakukan rapat tindak lanjut untuk menentukan jenis bantuan dan waktu penyalurannya.
Putusan ini diharapkan dapat mengurangi beban mahasiswa dan membantu mereka kembali stabil menjalani kegiatan akademik.
Setiawan menuturkan bahwa kampus akan terus memantau perkembangan kondisi mahasiswa di Sumatera.
"Kami tidak hanya menyalurkan bantuan, tetapi juga memantau situasi hingga mahasiswa benar-benar pulih. UB akan terus hadir mendampingi, karena keselamatan dan kenyamanan mahasiswa adalah prioritas kami," imbuhnya.
Pantauan detikJatim hingga Rabu siang, mahasiswa asal Sumatera silih berganti mendatangi lokasi crisis center yang dibuka di gedung rektorat.
UB menargetkan seluruh pendataan dapat selesai dalam waktu singkat agar bantuan dapat segera disalurkan secara resmi.
Dengan langkah ini, UB menegaskan komitmennya untuk berada di garis depan dalam membantu mahasiswa di situasi kritis, sekaligus memperkuat sistem respons cepat kampus terhadap situasi bencana yang berdampak langsung pada kesejahteraan mahasiswa.
Sementara Sekretaris Menteri Koordinator Pelayanan Eksekutif Mahasiswa (EM UB) Yusuf Hafidzun Alim menambahkan, pihaknya mendukung penuh mekanisme pelayanan yang diterapkan Crisis Center UB dalam verifikasi kali ini.
Ia menekankan pentingnya kolaborasi dalam proses pendataan agar setiap kebutuhan mahasiswa bisa teridentifikasi dengan baik.
"Kami memastikan bahwa seluruh prosedur verifikasi berjalan transparan dan akurat. Kolaborasi ini dilakukan agar bantuan yang diberikan benar-benar tepat sasaran dan sesuai regulasi kampus," katanya terpisah.
Proses verifikasi dilakukan dengan mencocokkan identitas mahasiswa, bukti kondisi terdampak, serta kebutuhan yang mereka ajukan.
Crisis Center UB menerapkan mekanisme wawancara langsung dan verifikasi dokumen untuk memastikan validitas informasi. Untuk sementara verifikator mencatat bahwa beberapa mahasiswa membutuhkan bantuan mendesak, termasuk akomodasi sementara dan bantuan logistik.
Hingga hari ini, Crisis Center mencatat data mahasiswa UB terdampak bencana 180 mahasiswa. Ada dari mereka yang keluarganya menjadi korban, dan rumah rusak akibat bencana tersebut.
(auh/hil)











































