Pemprov Jatim Gelar Pelatihan Keterampilan & Nilai Tambah Produk

Pemprov Jatim Gelar Pelatihan Keterampilan & Nilai Tambah Produk

Faiq Azmi - detikJatim
Selasa, 09 Des 2025 18:00 WIB
Pemprov Jatim Gelar Pelatihan Keterampilan & Nilai Tambah Produk
Foto: Disperindag Jatim
Surabaya -

Pemprov Jatim melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) menggelar Pelatihan Peningkatan Keterampilan dan Nilai Tambah Produk di dua kabupaten untuk tahun 2025. Pelatihan ini digelar di Sampang dan Madiun.

Kadisperindag Jatim, Iwan menyampaikan program unggulan dari Gubernur Khofifah Indar Parawansa bagi kelompok masyarakat miskin produktif di desil 1 dan desil 2 yang bekerja di sektor peternakan, perikanan, perhutanan, perindustrian dan perdagangan, perkebunan, koperasi, usaha mikro dan kecil dan berada di wilayah pedesaan.

"Pemprov Jatim berupaya secara terus menerus melakukan program dan kegiatan dalam pengentasan kemiskinan dengan tujuan menurunkan angka kemiskinan. Salah satunya melalui program yang bernama Pemberdayaan Ekonomi Kolaboratif, Inklusif, Berkelanjutan, Mandiri Dan Sejahtera atau PETI KOIN BERMANTRA," kata Iwan dalam keterangan tertulis, Selasa (9/12/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Program PETI KOIN BERMANTRA, kata Iwan merupakan desain ulang dari Anti Poverty Program (APP) yang telah berjalan di 17 Kabupaten di Jawa Timur sejak tahun 2003 dengan sasaran Kelompok Masyarakat Miskin produktif yang bekerja di sektor pertanian (dalam arti luas) dan berada di wilayah pedesaan.

"Esensi Peti Koin Bermantra yaitu peningkatan pemberdayaan usaha keluarga miskin untuk perluasan lapangan kerja berbasis usaha ekonomi produktif sehingga diharapkan kelompok masyarakat (Pokmas) miskin akan mempunyai pendapatan dari proses produksi yang dilakukannya berdasarkan komoditas unggulan lokal yang memiliki potensi pasar," tambahnya.

Iwan juga menegaskan komitmen Disperindag Jatim mendukung pengembangan IKM termasuk IKM gerabah. Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah mengimplementasikan berbagai program untuk mendukung pembinaan Industri Kecil dan Menengah (IKM) gerabah.

Salah satu inisiatif utama adalah Program One Village One Product (OVOP), yang bertujuan mengembangkan potensi lokal agar produk IKM dapat bersaing di pasar nasional dan internasional.

"Pemprov Jatim (melalui Disperindag) telah melaksanakan berbagai program untuk mendukung pembinaan Industri Kecil dan Menengah (IKM), termasuk sektor gerabah. Keberadaan UPT Aneka Industri dan Kerajinan dapat memberikan dukungan yang dibutuhkan IKM dalam mengembangkan usahanya," jelasnya.

Di hadapan peserta pelatihan, Iwan juga memaparkan bahwa Jawa Timur adalah penyumbang perekonomian terbesar kedua di Pulau Jawa dengan kontribusi sebesar 25,55% dibawah DKI Jakarta. Industri pengolahan merupakan salah satu dari tiga faktor penopang utama struktur ekonomi Jawa Timur yang merupakan tulang punggung utama ekonomi Jawa Timur.

"Dan yang perlu kita ketahui bersama bahwa Industri Pengolahan Jawa Timur berhasil tumbuh sebesar 5,49 persen mengungguli pertumbuhan industri nasional sebesar 5,23 persen. Perlu diketahui bahwa struktur industri di Jawa Timur terdiri dari industri besar, industri menengah dan industri kecil. Sekitar 97 persen industri di Jawa Timur merupakan industri kecil. Sedangkan industri menengah sebanyak 2,82 persen dan industri besar sebanyak 0,18 persen. Keseluruhan industri tersebut mampu menyerap tenaga kerja lebih dari 3,29 juta orang, di mana sebanyak lebih dari 1,9 juta orang merupakan tenaga kerja dari industri kecil," kata Iwan.

Lebih lanjut Iwan memaparkan industri makanan dan minuman memiliki peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur. Sektor tersebut menjadi salah satu dari sejumlah sektor yang menjadi prioritas pemerintah dalam mendorong industri sebagai penggerak ekonomi nasional utamanya dalam upaya pemulihan ekonomi dampak dari Pandemi COVID-19.

Sektor industri makanan minuman berkontribusi sebesar 38,87% terhadap industri pengolahan di Jawa Timur dan merupakan kontributor tertinggi di Jawa Timur.

Prospek industri makanan dan minuman di dalam negeri cukup baik. Penilaian ini didasarkan pada analisis jumlah populasi dan peningkatan pendapatan per kapita. Menurut data Ditjen Industri Agro Kementerian Perindustrian, konsumen makanan dan minuman di dalam negeri akan bertambah sebanyak 90 juta orang pada 2030.

Penambahan konsumen tersebut berasal dari pertumbuhan kelas menengah dan peningkatan pendapatan per kapita. Selain itu, pengeluaran untuk makanan dan minuman diprediksi akan bertambah sebanyak 5% per tahun hingga tahun 2030.




(anl/ega)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads