Duka dari Utara Sumatera

Akademisi Ungkap Penyebab Banjir-Longsor di Sumatera

Anastasia Trifena - detikJatim
Jumat, 05 Des 2025 08:17 WIB
Area yang terdampak banjir di Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. (Foto: dok. istimewa)
Surabaya -

Banjir dan tanah longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera tak hanya dipicu cuaca ekstrem. Akademisi menilai tata kota dan pengelolaan ruang yang kurang baik turut memperparah bencana tersebut.

Dosen Arsitektur Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, Dr., Ir., Ar., R.A., Retno Hastijanti, MT., IPU., IAI., APEC Eng., menyebut peristiwa ini menjadi ujian besar bagi arsitektur kota dan perencanaan ruang, terutama di kawasan yang berdekatan dengan sungai.

"Daerah pinggir sungai kini menghadapi tekanan pembangunan intensif yang sering kali tidak diiringi pengawasan memadai. Rumah informal menyempitkan badan sungai, pembangunan tak beraturan menutup daerah resapan, sementara aliran dari hulu tetap besar," ungkap Retno, Kamis (4/12/2025).

Tata kelola sungai yang lemah ditambah cuaca ekstrem inilah yang akhirnya memantik bencana. Sebagai upaya pencegahan kejadian serupa di daerah-daerah lain, maka pemetaan menyeluruh terhadap zona-zona aman maupun wilayah yang berpotensi mengalami banjir, longsor, serta kawasan yang rentan terhadap peningkatan suhu ekstrem di perkotaan harus dilakukan.

Retno menuturkan peta lidar dan sonar sebagai penanda perubahan atau pergeseran tanah perlu diperbarui. Tujuannya agar pemerintah dapat menentukan dengan tepat mengenai lahan mana yang layak dikembangkan secara intensif dan mana yang seharusnya tetap menjadi ruang terbuka hijau.

"Keseimbangan antara ruang terbangun dan ruang kosong menjadi sangat krusial karena kesejahteraan masyarakat tidak akan mungkin tercapai apabila pembangunan justru menempatkan warga dalam ancaman bencana berulang," pesan akademisi yang menekuni isu perubahan iklim dan ketahanan kota itu.

Namun, perlu diingat bahwa kebijakan hanya akan berjalan apabila masyarakat ikut di dalamnya. Karenanya diperlukan kesadaran oleh masyarakat untuk turut merawat lingkungan dengan membuang sampah atau limbah pada tempatnya.

"Dalam kondisi seperti saat ini, kita harus berhenti saling menyalahkan. Bencana tidak akan pernah selesai ditangani jika semua pihak berjalan sendiri-sendiri," pungkasnya.



Simak Video "Video: Kisah Korban Banjir di Aceh Bertahan Hidup, 3 Hari Tak Makan"

(auh/dpe)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork