Jumlah anak yang mengalami gangguan penglihatan diprediksi bisa terus meningkat. Hal itu sebagaimana yang disampaikan oleh Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) Prof. dr. Budu.
Saat ini, menurutnya ada jutaan anak di Indonesia yang mengalami gangguan penglihatan sehingga memerlukan koreksi kacamata.
"Tahun ini sudah ada sekitar 165 juta anak-anak Indonesia yang terganggu karena koreksi kacamata," ujar Budu, Senin (1/12/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jumlah itu diprediksi bisa terus meningkat hingga 200 juta anak apabila tidak segera dilakukan penanganan yang tepat.
"Diperkirakan sekitar 200 jutaan itu pada 2050, kalau tidak dilakukan skrining dan pemberian kacamata secara tepat," tuturnya.
Salah satu faktor pemicu gangguan penglihatan itu antara lain dipengaruhi oleh gaya hidup, termasuk paparan gadget berlebih pada anak-anak.
Budu pun mengatakan bahwa saat ini masih banyak anak dengan gangguan penglihatan yang belum terjangkau penanganan.
"Hanya satu di antara empat anak yang bisa mendapat solusi pemberian kacamata," katanya.
Padahal, gangguan penglihatan bisa berpengaruh sangat besar. Salah satunya berpotensi mengganggu proses belajar hingga bisa menghambat prestasi anak.
Oleh karena itu, pemeriksaan mata, termasuk di tiap sekolah menjadi salah satu upaya yang harus digalakkan demi melindungi anak-anak Indonesia.
"Jadi kita perlu menggalakkan skrining dan pemberian kacamata yang tepat," pungkas Budu.
(auh/hil)











































