Upaya Pemprov Jatim Bangun Ekosistem Koperasi dan UMKM

Ega Shepiani - detikJatim
Rabu, 26 Nov 2025 19:31 WIB
Foto: dok. Pemprov Jatim
Jakarta -

Pemerintah Provinsi Jawa Timur berupaya membangun ekosistem koperasi dan UMKM melalui Lokakarya Communal Branding. Lokakarya ini penekanan pada penguatan sumber daya manusia dan upaya membangun ekosistem agribisnis terintegrasi.

Ketua Tim Kerja Sub-Substansi Restrukturisasi Usaha, Dhonna Widya Poernamasari mengatakan acara ini memberi ruang bagi pelaku koperasi dan UMKM agar bisa menyusun strategi bersama menghadapi tantangan pasar.

"Lokakarya ini menjadi ruang penting bagi pelaku koperasi dan UMKM untuk memperkuat strategi branding bersama, terutama di tengah meningkatnya tantangan dan dinamika pasar," kata Dhonna di Hotel Santika Premiere Surabaya, Rabu (26/11/2025).

Ketua Tim Kerja Substansi Pariwisata, Koperasi dan UKM Bappeda Jawa Timur, Nurareni Widiastuti memaparkan kondisi terbaru perekonomian Jawa Timur dan peran besar UMKM agribisnis di dalamnya. Ia menekankan bahwa hingga kini Jawa Timur masih menjadi daerah dengan kontribusi strategis bagi perekonomian nasional.

"Hingga Triwulan kedua, ekonomi Jawa Timur tumbuh 3,09 persen. UMKM menyumbang hampir 40 persen dari total perekonomian," jelas Reni.

Reni mengatakan mayoritas pelaku usaha di Jawa Timur 90% masih berada pada level usaha mikro. Ia menyebut tantangan utama saat ini adalah mendorong kelompok usaha mikro tersebut agar dapat berkembang dan naik kelas.

"Pekerjaan rumah bersama kita adalah bagaimana agar pelaku mikro ini bisa masuk ke rantai nilai yang lebih tinggi melalui penguatan kapasitas, pembiayaan, hingga sertifikasi," ujar Reni.

Reni menjelaskan bahwa Jawa Timur memiliki potensi agribisnis yang besar melalui komoditas seperti jagung, kopi, susu, dan berbagai produk peternakan. Reni menyebut komoditas tersebut tidak hanya kuat dari sisi produksi, tetapi juga memiliki peluang diperluas ke sektor hilir, mulai dari pengembangan produk turunan, pemasaran berbasis digital, hingga peluang ekspor.

"Ke depan, pengembangan agribisnis tidak hanya bicara hasil panen, tetapi bagaimana menciptakan ekosistem dari hulu ke hilir agar koperasi dan UMKM benar-benar mendapat nilai tambah," kata Reni.

Transformasi koperasi juga ditegaskan oleh Trainer Hearty Service Training, Tutus Wahyu Widagdo. Ia mengajak para peserta menyasar peningkatan identitas dan layanan koperasi agar sesuai standar modern.

"Koperasi harus punya ciri khas yang membuatnya dipercaya anggota dan masyarakat. Branding bukan hanya soal logo atau tampilan, tapi bagaimana layanan yang diberikan bisa semakin baik dan konsisten," ujar Tutus.

Menurut Tutus, proses transformasi tidak bisa instan. Harus melalui pembenahan internal, peningkatan SDM, dan adaptasi terhadap kebutuhan pasar.

"Gerak selaras itu artinya koperasi dan anggotanya berjalan bersama dalam satu tujuan, dengan standar layanan yang sama dan kualitas yang terus meningkat," kata Tutus.

Diharapkan wawasan dari lokakarya ini bisa diterapkan peserta sebagai fondasi membangun koperasi dan UMKM Jawa Timur yang modern, kolaboratif, dan berdaya saing tinggi, terutama dengan penguatan agribisnis berbasis komunitas dan jaringan kolektif.



Simak Video "Video Menkop Ferry Soal Koperasi Bisa Garap Tambang: Ini Sejarah Baru"

(prf/ega)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork