.webp)
Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menegaskan bahwa dirinya menolak mundur dari Ketua Umum PBNU. Dia menyatakan bahwa pemberhentian dirinya hanya bisa dilakukan melalui Muktamar NU.
Ini disampaikan Gus Yahya dalam sebuah konferensi pers yang digelar hari ini merespons pemberhentian dirinya melalui surat keputusan Rapat Harian Syuriyah PBNU.
"Saya menyatakan tidak akan mundur, dan saya tidak bisa diberhentikan kecuali melalui muktamar," tegasnya di hadapan wartawan dilansir dari 20 detik, Rabu (26/11/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gus Yahya kembali menegaskan bahwa secara mendasar dirinya sebagai seorang mandataris yang saat ini menduduki Ketua Umum PBNU tidak mungkin bisa diberhentikan kecuali melalui muktamar.
"Saya diminta mundur dan saya menolak mundur, saya menyatakan tidak akan mundur. Dan saya tidak bisa diberhentikan kecuali melalui muktamar," tegasnya.
Gus Yahya kemudian menyinggung lagi bahwa dirinya sudah secara terbuka menyampaikan bahwa proses Rapat Harian Syuriah itu menurutnya tidak dapat diterima.
"Pertama, prosesnya tidak dapat diterima karena hanya melontarkan tuduhan-tuduhan dan melarang saya untuk memberikan klarifikasi tapi kemudian langsung menetapkan keputusan yang berupa hukuman," ujarnya.
Menurutnya, keputusan hasil Rapat Harian Syuriah itu jelas-jelas tidak dapat diterima dan dia juga menyebutkan bahwa keputusan untuk memberhentikan Ketua Umum itu juga dia tegaskan telah melampaui kewenangan Rapat Harian Syuriah.
"Rapat Harian Syuriah itu tidak bisa memberhentikan siapa pun, tidak punya wewenang untuk memberhentikan siapa pun. Enggak ada wewenang itu. Memberhentikan pengurus lembaga atau fungsionaris yang lain saja enggak bisa apalagi memberhentikan Ketua Umum," tegasnya.
(dpe/abq)
