Lokakarya Communal Branding digelar di Kota Surabaya selama dua hari. Kegiatan yang diikuti ratusan peserta ini bertujuan untuk membangun ekosistem koperasi dan UMKM yang semakin baik di Jawa Timur.
Ketua Tim Kerja Sub-Substansi Restrukturisasi Usaha, Dhonna Widya Poernamasari menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta atas kehadiran dan komitmen mereka mengikuti rangkaian kegiatan hingga selesai.
"Lokakarya ini menjadi ruang penting bagi pelaku koperasi dan UMKM untuk memperkuat strategi branding bersama, terutama di tengah meningkatnya tantangan dan dinamika pasar," kata Dhonna di Hotel Santika Premiere Surabaya, Rabu (26/11/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua Tim Kerja Substansi Pariwisata, Koperasi dan UKM Bappeda Provinsi Jawa Timur, Nurareni Widiastuti menjelaskan tentang gambaran terkini mengenai perkembangan ekonomi Jawa Timur serta kontribusi sektor UMKM berbasis agribisnis. Ia menegaskan sampai saat ini Jawa Timur masih menjadi salah satu penopang strategis perekonomian nasional.
"Hingga Triwulan kedua, ekonomi Jawa Timur tumbuh 3,09 persen. UMKM menyumbang hampir 40 persen dari total perekonomian," jelasnya.
Reni juga mengungkap bahwa 90% pelaku usaha di Jawa Timur merupakan usaha mikro. Tantangan saat ini adalah mendorong pelaku usaha mikro agar naik kelas.
"Pekerjaan rumah bersama kita adalah bagaimana agar pelaku mikro ini bisa masuk ke rantai nilai yang lebih tinggi melalui penguatan kapasitas, pembiayaan, hingga sertifikasi," bebernya.
Ia menguraikan potensi besar komoditas agribisnis di Jawa Timur seperti jagung, kopi, susu, dan produk peternakan. Menurutnya, komoditas tersebut bukan hanya unggul dari sisi produksi, tetapi juga memiliki peluang pengembangan di sektor hilir, termasuk diversifikasi produk, pemasaran digital, hingga akses ekspor.
"Ke depan, pengembangan agribisnis tidak hanya bicara hasil panen, tetapi bagaimana menciptakan ekosistem dari hulu ke hilir agar koperasi dan UMKM benar-benar mendapat nilai tambah," ungkapnya.
Selanjutnya pemateri kedua adalah Tutus Wahyu Widagdo selaku Trainer of Hearty Service Training. Tutus mengangkat tema 'Gerak Selaras, Menuju Koperasi yang Berkelas'.
Tutus menekankan pentingnya penguatan identitas dan kualitas layanan koperasi agar mampu bersaing di era modern. Ia mengajak peserta untuk melihat koperasi tidak hanya sebagai lembaga ekonomi, tetapi juga institusi yang harus memiliki standar dan budaya kerja yang profesional.
"Koperasi harus punya ciri khas yang membuatnya dipercaya anggota dan masyarakat. Branding bukan hanya soal logo atau tampilan, tapi bagaimana layanan yang diberikan bisa semakin baik dan konsisten," katanya.
Tutus juga mengingatkan bahwa transformasi koperasi harus dilakukan secara bertahap namun terarah. Mulai dari pembenahan internal, peningkatan SDM, hingga kemampuan membaca kebutuhan pasar.
"Gerak selaras itu artinya koperasi dan anggotanya berjalan bersama dalam satu tujuan, dengan standar layanan yang sama dan kualitas yang terus meningkat," tutup Tutus.
Diharapkan setelah berlangsungnya kegiatan ini seluruh peserta dapat mengimplementasikan wawasan yang diperoleh selama lokakarya. Penyelenggara menegaskan bahwa program ini bukan hanya ruang belajar, tetapi langkah awal memperkuat sinergi untuk menghadirkan koperasi dan UMKM Jawa Timur yang semakin berdaya saing.
Acara yang berlangsung interaktif ini menjadi momentum penting dalam upaya memperkuat communal branding sebagai wadah membangun ekosistem Koperasi dan UMKM yang modern, kolaboratif, dan berkelanjutan.
(prf/ega)











































