Anggota DPD RI asal Jawa Timur Lia Istifhama mendukung gerakan solidaritas di tengah masyarakat. Salah satunya gerakan dengan tagar #WargaPeduliWarga yang digagas 98 Resolution Network.
Bagi Ning Lia, sapaan akrabnya, gerakan tersebut bukan sekadar aksi berbagi, tetapi penegasan bahwa ketahanan bangsa juga dibangun dari kepedulian antarwarga.
"Di tengah dinamika sosial-ekonomi yang semakin kompleks, gotong royong bukan sekadar nilai budaya, tetapi instrumen strategis untuk menjaga kohesi sosial," ujar Lia, Minggu (23/11/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aksi #WargaPeduliWarga Jilid 9 yang diapresiasi oleh Lia sendiri melibatkan pembagian 1.000 paket sembako dengan dukungan PTPN di Jakarta yakni 500 untuk warga Kuningan Timur dan 500 untuk driver ojek online di Cilandak, bekerja sama dengan Koalisi Ojek Nasional (KON). Ada pula bakti kesehatan yang dilaksanakan di sana.
Kegiatan serupa juga digelar di Sukoharjo, 550 paket sembako dibagikan di Desa Dalangan dengan dukungan BUMN Hutama Karya.
Lebih lanjut, bagi Lia, kekuatan utama gerakan ini juga terletak pada kolaborasi.
"Kemandirian ekonomi dan pemerataan kesejahteraan hanya dapat diraih apabila ada sinergi antara pemerintah, masyarakat sipil, dan sektor usaha. Gerakan kolaboratif seperti ini adalah wujud konkrit dari social capital bangsa kita," katanya.
Ia juga menggarisbawahi peran empati sebagai energi pembangunan. Bahkan hal itu bisa menjadi spirit menuju Indonesia Emas 2045.
"Ketika kita membantu sesama, kita sedang memperkuat martabat kemanusiaan. Indonesia tidak hanya dibangun oleh kekuatan ekonomi, tetapi oleh kekuatan empati, solidaritas, dan kepercayaan antarwarga," tuturnya.
Sementara dari sisi penyelenggara, 98 Resolution Network memastikan bahwa tujuan gerakan ini adalah memperkuat solidaritas sosial.
"Gerakan Warga Peduli Warga Jilid 9 ini bagian dari partisipasi masyarakat dalam memperkuat solidaritas sosial. 98 Resolution Network terus berupaya mengkampanyekan kepedulian sosial pada sesama, untuk memperkuat kesejahteraan sosial masyarakat," kata Johanes Marbun.
Ia menyinggung kondisi global yang menuntut penguatan ekonomi nasional.
"Penguatan ekonomi masyarakat, stabilitas politik, dan penegakan hukum menjadi fondasi penting, untuk memastikan ketahanan ekonomi nasional. Tentunya untuk mewujudkan 8 Program Asta Cita dan mewujudkan visi Indonesia Emas 2045," tambahnya.
Koordinator gerakan, Eli Salomo, juga menekankan pentingnya tata kelola pemerintahan yang bersih untuk mendorong kesejahteraan warga.
"Salah satu pilar terpenting dalam agenda tersebut adalah penegakan hukum dan pemberantasan korupsi. Termasuk juga meningkatkan kesejahteraan sosial dan memupuk rasa kepedulian sosial sesama warga," ujar dia.
(ihc/abq)











































