Cegah Banjir di Mojokerto, 26 Km Sungai di 35 Desa Dinormalisasi

Cegah Banjir di Mojokerto, 26 Km Sungai di 35 Desa Dinormalisasi

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Kamis, 20 Nov 2025 17:15 WIB
Normalisasi Avur Jombok di Desa Tempuran yang rawan banjir
Normalisasi Avur Jombok di Desa Tempuran yang rawan banjir. (Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim)
Mojokerto -

Pemkab Mojokerto menormalisasi 26,355 Km saluran irigasi (SI) dan sungai, serta 3 waduk yang tersebar di 35 desa. Pengerukan sungai, SI dan waduk untuk mencegah banjir sekaligus mengoptimalkan pengairan lahan pertanian.

Normalisasi 26,355 Km SI dan sungai, serta 3 waduk dikerjakan sepanjang April-Desember 2025. Pekerjaan ini mengeruk sedimen dan sampah yang memicu pendangkalan SI, sungai dan waduk. Dari data yang dirilis Dinas PUPR Kabupaten Mojokerto, 32 titik normalisasi telah rampung. Sehingga menyisakan 3 SI dan sungai.

Sungai dan SI yang tuntas dinormalisasi yaitu SI DI Subantoro 200, 250 dan 1.000 meter di Desa Balongmojo, SI Tersier 200 di Desa Simbaringin, SI DI Ngastemi 115 meter di Desa Peterongan, SI DI Dosermo 535 meter di Desa Mojorejo, SI DI Mrican 1.500 meter di Desa Tempuran, serta Sungai Polaman dan Curah Gadung 1.000 meter di Desa Watesnegoro.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian SI DI Pekuwon 1.685 meter di Desa Pekuwon, SI DI Singopadu 300 meter di Desa Karangasem, Sungai Sumber Ngrayung 1.000 meter di Desa Salen, Sungai Sumber Ngrayung, serta saluran tersier SBR Tawangsari 750 meter di Desa Ngrowo, Sungai Sadar 1.010 meter di Desa Tinggarbuntut, Sungai Brantas 750 meter, SI DI Patung 350 meter di Desa Balongmasin, serta Sungai Kintelan 100 meter di Desa Banjaragung.

SI DI Menturus 1.500 meter di Desa Jerukseger, SI DI Menturus 1.000 meter di Desa Bandung, SI DI Menturus 650 meter di Desa Gempolkrep, SI DI Menturus 600 meter di Desa Gedeg, SI DI Menturus 1.120 meter di Desa Sidoharjo, SI DI SBR Kepiting 1.160 di Desa Sentonorejo, Sungai Kwangen 150 meter di Desa Sidorejo, SI DI Wonokusumo 655 meter di Desa Karangdiyeng dan SI 1.250 meter di Desa Tanjungan.

ADVERTISEMENT

Juga SI DI Dakon 3.250 meter di Desa Watukenongo, Saluran Sekunder Ngrayung 345 meter di Desa Balongmojo, SI DI Kromong 300 meter di Desa Simbaringin, serta SI DI Jatikulon 1.030 meter di Desa Kwatu. Sedangkan yang dalam proses normalisasi yaitu SI DI Penewon 2.000 meter di Desa Karangkedawang, Sungai Lamong 100 meter di Desa Talunblandong, serta SI DI Menturus 500 meter di Desa Bandung.

Plt Kepala Dinas PUPR Kabupaten Mojokerto Anik Mutammima Kurniawati menjelaskan, normalisasi waduk, sungai dan SI bersinergi dengan pemerintah desa, Perum Jasa Tirta, PU SDA Jatim, serta BBWS Brantas. Ia menargetkan normalisasi tuntas Desember nanti.

"Harapan kami suplai irigasi petani lebih maksimal karena alirannya lebih lancar, daerah rawan banjir bisa kami minimalkan dampaknya. Kami imbau masyarakat ikut menjaga bersama-sama membersihkan sampah agar tidak memicu banjir," jelasnya kepada wartawan, Kamis (20/11/2025).

Program normalisasi ini, lanjut Anik, salah satu wujud dukungan Pemkab Mojokerto terhadap program ketahanan pangan Presiden Prabowo Subianto. Tidak hanya sungai dan SI, pihaknya juga menormalisasi 3 waduk, yakni Waduk Magersari di Desa Temuireng, Waduk Banyulegi di Desa Banyulegi dan Waduk Dawarblandong di Desa Dawarblandong.

"Kami kembalikan kapasitasnya sehingga musim hujan lebih optimal menampung air, kemudian bisa dimanfaatkan para petani selama musim kemarau," terangnya.

Kabid Sumber Daya Air (SDA) Dinas PUPR Kabupaten Mojokerto Rois Arif Budiman menambahkan, total 8 ekskavator digunakan untuk normalisasi 26,355 Km sungai dan SI. Untuk SI, rata-rata lebarnya dikembalikan 1-3 meter dengan kedalaman 1-2 meter. Sedangkan sungai, lebarnya dinormalkan menjadi 3-6 meter, dalamnya 3-4 meter.

"Hasil kerukan (sedimen dan sampah) bisa dibuat untuk memperkuat tanggul kanan dan kiri saluran irigasi maupun sungai," ujarnya.

Proyek normalisasi yang digulirkan Dinas PUPR Kabupaten Mojokerto menuai apresiasi dari masyarakat. Salah satunya dari Desa Tempuran, Kecamatan Sooko yang menjadi langganan banjir setiap musim hujan.

Kepala Desa Tempuran, Slamet menuturkan, normalisasi Avur Watudakon, Jombok dan Balongkrai yang dikerjakan BBWS Brantas, Perum Jasa Tirta dan Pemkab Mojokerto efektif mencegah banjir di desanya. Terbukti musim hujan saat ini, tidak ada lagi banjir yang melanda permukiman penduduk maupun lahan pertanian.

"Alhamdulillah walaupun hujan deras, tak sampai terjadi banjir. Lahan pertanian di desa kami sekitar 210 hektare alhamdulillah tidak ada yang kena banjir karena normalisasi yang sangat membantu kami," tandasnya.




(auh/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads