.webp)
Bencana tanah gerak di Dusun Gadung, Desa Jombok, Kecamatan Pule, Trenggalek kondisinya semakin parah. Meski demikian penghuni rumah memilih bertahan.
Dari pantauan detikjatim, kondisi retakan tanah di rumah milik Bari semakin parah. Rekahan tanah menganga pada pangkal pondasi rumah, mulai dari depan hingga belakang. Kondisi itu membuat satu sisi rumah tampak menggantung.
"Lebar retakan ada yang 30 cm, kalau kedalamannya setelah saya ukur itu sekitar 2,5 meter," kata Bari, Rabu (19/11/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya retakan tidak hanya di sekitar pondasi, teras rumahnya juga mengalami retakan parah dan telah turun sekitar 10 cm. Sedangkan dinding ruang juga terdapat retakan sporadis di beberapa titik.
"Kalau retakan awal itu muncul sejak tiga tahun lalu. Kemudian yang paling parah pada Rabu kemarin," jelasnya.
Meskipun kondisi rumah cukup berbahaya, Bari dan keluarga memilih untuk tetap bertahan. Ia meyakini kondisi masih cukup kokoh dan aman.
"Nggak apa-apa, masih aman. Mau mengungsi tidak ada tempat lagi. Total yang menghuni rumah saya ada 6 orang, saya, istri anak-anak dan cucu," ujarnya.
Saat terjadi hujan deras Bari dan keluarga bergeser ke lantai dua yang lebih dekat dengan jalan raya. Harapannya lebih mudah untuk mengungsi, karena lebih dekat ke jalan.
Sementara itu Kepala Desa Jombok, Nursalam mengatakan, dari hasil asesmen sementara, kondisi retakan di rumah tersebut cukup parah dan rawan terjadi longsor.
"Kami sudah mengimbau agar pemilik ruang mengungsi, tapi yang bersangkutan tidak mau, karena tidak punya lahan yang lain," kata Nursalam.
Untuk meminimalisir dampak yang lebih parah, penghuni rumah disarankan untuk tidak tidur di titik kamar yang retak. Keluarga Bari diimbau bergeser ke tempat yang lebih aman jika kondisi cuaca hujan deras.
"Untuk jangka panjangnya, kami akan lihat perkembangannya, jika pergerakan tanah ini berhenti maka Pak Bari bisa tinggal di sini terus. Namun, jika semakin parah, mau tidak mau kamj harus melakukan evakuasi," jelasnya.
(dpe/abq)
