Mi Instan di Musim Hujan Memang Nikmat, tapi Ini Bahayanya!

Mi Instan di Musim Hujan Memang Nikmat, tapi Ini Bahayanya!

Aprilia Devi - detikJatim
Senin, 10 Nov 2025 17:30 WIB
Ilustrasi mie instan korea
Ilustrasi mi instan/Foto: Getty Images/Ika Rahma
Surabaya -

Saat musim hujan, banyak orang yang biasanya memilih makanan instan, sebab praktis untuk dikonsumsi. Namun, di balik kepraktisannya, kebiasaan ini justru bisa berbahaya bagi kesehatan jika sering dilakukan.

Ahli Gizi dari Ottimmo International Heni Adhianata mengingatkan agar masyarakat tidak menjadikan makanan instan sebagai pilihan rutin di musim hujan. Sebab ada beberapa kandungan yang bisa membahayakan tubuh jika dikonsumsi berlebihan.

"Makanan instan yang membuat bahaya adalah natrium atau garamnya, serta beberapa zat aditif seperti pengawet, penambah rasa, atau pewarna. Kalau konsumsinya mungkin seminggu sekali, atau sebulan sekali, mungkin masih oke. Tapi kalau konsumsinya rutin, itu yang tidak disarankan," ujar Heni saat dihubungi detikJatim, Senin (10/11/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Heni menjelaskan bahwa kandungan natrium dalam makanan instan, terutama mi instan ternyata sangat tinggi.

ADVERTISEMENT

"Bahkan kandungan natriumnya itu, brand yang sudah sangat terkenal sekali, mie instan itu di atas 70% dari asupan garam harian. Jadi dari satu porsi itu saja, kita sudah mendapatkan asupan 70% garam atau natrium," jelasnya.

Padahal menurutnya, kebutuhan asupan garam harian bagi tubuh hanya sekitar 5 gram.

"Nah, 30%-nya kan belum tentu kita ada di angka itu bisa jadi pastinya (garam yang masuk ke tubuh) jadi lebih, karena untuk asupan garam itu satu hari hanya satu sendok teh atau sekitar 5 gram," lanjutnya.

Ia menambahkan, konsumsi berlebihan makanan instan bukan hanya bisa memicu beberapa penyakit seperti tekanan darah tinggi, tetapi juga berdampak pada berat badan.

"Dapat berpengaruh juga ke kenaikan berat badan. Karena makanan-makanan instan itu kan cenderung rasanya itu gurih, asin gitu ya. Jadi kadang kalau kita makan satu porsi itu bisa nambah lagi. Belum lagi kandungan karbohidrat, lemak, dan gulanya yang tinggi," tuturnya.

Selain memicu peningkatan berat badan, zat aditif dalam makanan instan juga bisa mengganggu metabolisme tubuh.

"Dengan adanya bahan tambahan pangan atau zat aditif, itu kan juga bisa mengganggu proses metabolisme. Karena ada zat pengawet, zat pewarna, penambahan MSG yang juga tidak baik jika dikonsumsi secara rutin," kata Heni.

Musim hujan yang kerap membuat daya tahan tubuh menurun pun bisa memperburuk efek makanan instan terhadap kesehatan, salah satunya memicu radang tenggorokan.

"Apalagi kalau misalnya kita terlalu banyak makan-makan instan, itu kadang natrium atau zat aditif itu bisa memicu radang tenggorokan. Itu yang kadang juga memperparah kondisi kita sakit di musim hujan," imbuhnya.

Sebagai gantinya, Heni menyarankan masyarakat untuk kembali ke pola makan alami yang minim proses namun tetap bisa menghangatkan tubuh dan memiliki kandungan gizi seimbang.

"Kalau mau tetap menjaga kualitas asupan gizi, kita kembali ke yang minim proses. Jadi mungkin bisa kita ganti dengan rebus-rebusan, makanan-makanan yang direbus, yang dimasak dengan teknik yang simpel seperti sup, atau ubi rebus, jahe anget, seperti itu," sarannya.




(auh/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads