Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi di Surabaya pada awal musim hujan bulan November. Hujan lebat berdurasi panjang berpotensi menimbulkan dampak signifikan di sejumlah wilayah.
"Saat ini Jatim sudah 75 persen yang memasuki awal musim hujan, sedangkan 25 persen masih dalam masa transisi atau pancaroba. Surabaya masih masa pancaroba dan mulai masuk awal musim hujan November ini," kata Ketua Tim Meteorologi BMKG Juanda, Andrie Wijaya, Senin (10/11/2025).
Andrie menjelaskan, selama masa pancaroba, cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi. Kondisi tersebut bersifat variabel, di mana pagi hingga siang bisa panas, tetapi sore hari hujan deras tiba-tiba mengguyur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, cuaca ekstrem dipicu perubahan suhu mendadak dari panas menjadi dingin yang dapat menimbulkan angin kencang.
"Selain itu, penguapan di pagi hingga siang hari lebih intens menyebabkan pertumbuhan awan lebih cepat dan rendah. Sehingga angin dan hujan ekstrem lebih sering terjadi," ujarnya.
Karena itu, ancaman bencana hidrometeorologi seperti angin kencang, hujan deras, dan petir perlu diwaspadai karena dapat berdampak langsung terhadap kondisi daratan.
BMKG mengimbau masyarakat serta pemerintah daerah untuk lebih berhati-hati terhadap perubahan cuaca. Warga juga diminta memantau perkembangan cuaca melalui kanal resmi BMKG.
"Kepada stakeholder dinas-dinas terkait, mohon untuk lebih memperhatikan lingkungan sekitarnya, terutama drainase atau pohon-pohon yang sudah lapuk atau sudah tua itu dapat dikondisikan sehingga pada nanti musim hujan tidak menyebabkan kerusakan atau korban material," pungkasnya.
(esw/hil)












































