Round Up

Teka-teki Mbah Darmaji Penghuni Gua Anggas Wesi

Amir Baihaqi - detikJatim
Sabtu, 08 Nov 2025 09:51 WIB
Sudarmaji atau Mbah Darmaji penghuni Gua Anggas Wesi di hutan Wonosalam, Jombang (Foto: Enggran Eko Budianto)
Jombang -

Sudarmaji, pria di Desa Sumberjo, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang mendapat julukan manusia gua. Julukan itu disematkan karena ia selama ini tinggal selama puluhan tahun di Gua Anggas Wesi.

Lokasi Gua Anggas Wesi diketahui berada di dalam hutan wilayah Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Jombang, Pegunungan Anjasmoro. Secara administratif gua ini masuk Desa Sumberjo.

Tepatnya di petak 37F, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Sumberjo, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Jabung, KPH Jombang. Luasnya 0,1 ha, digolongkan kelas hutan kawasan penggunaan khusus (KPKh).

Gua Anggas Wesi ini ternyata juga kerap dikunjungi sebagai wisata religi. Sebab pada waktu-waktu tertentu banyak orang yang datang ke gua untuk melakukan ritual.

Letaknya di sebuah ngarai, membuat gua ini tanpak masih alami. Di mulut gua yang besar atau persis di depannya terdapat sungai kecil dari Pegunungan Anjasmoro menuju dataran rendah wilayah Kecamatan Mojoagung dan sekitarnya.

Di seberang sungai itu lah, Sudarmaji tinggal di gua. Meski bersedia ditemui, Sudarmaji cenderung tertutup dan enggan menceritakan asal mula ia tinggal di Gua Anggas Wesi.

"Saya aslinya Boyolali (Jateng)," ujar Sudarmaji saat ditanya asalnya, Jumat (7/11/2025).

Ruangan pertama Gua Anggas Wesi cukup luas, sekitar 7x5 meter persegi. Terdapat tempat tidur Sudarmaji di sisi kiri dan alas tidur para tamu yang ritual di tempat terpencil ini.

Sebelah kanannya terdapat lorong setinggi 1 meter menuju ruangan untuk semedi. Di ujung ruangan terdapat 2 arca berdiri dan peralatan ritual.

Begitu menyusuri samping kanan gua, pengunjung akan disambut kondisi yang kotor. Banyak panci, ember dan galon di bawah tetesan air gua. Di seberangnya merupakan dapur. Sebab terdapat tungku berbahan bakar kayu, bumbu dapur, serta peralatan memasak.

Menyusuri lebih dalam sisi kanan Gua Anggas Wesi, terdapat sisa-sisa tempat ritual yang biasa disebut Gua Putri. Di belakangnya lagi, berdiri tenda yang juga dihuni sejumlah manusia.

Tempat tinggal Mbah Darmaji manusia gua di pedalaman hutan Jombang (Foto: Enggran Eko Budianto)

Karena Sudarmaji dan penghuni lainnya menutup diri, detikJatim menggali informasi tentang mereka dari penduduk terdekat. Salah satunya pasangan suami istri yakni Sakri (76) dan Poniyem (50), penghuni Hutan Watuseno di wilayah BKPH Jabung.

Rumah pasutri ini di hutan sekitar 15 menit dari kampung terdekat, yakni Dusun Jabung, Desa Lebak Jabung, Jatirejo, Mojokerto. Dari rumah Sakri, butuh waktu sekitar 35 menit untuk sampai ke Gua Anggas Wesi mengendarai sepeda motor.

Ditanya soal sosok Sudarmaji, Sukri juga mengaku tak banyak mengetahuinya. Sukri hanya menyebut Sudarmaji sudah di gua tersebut selama puluhan tahun.

"Pak Sudarmaji kalau sampai sekarang ada kalau 60 tahun tinggal di Gua Anggas Wesi," terang Sakri kepada detikJatim di rumahnya.

Sedangkan penghuni tenda di sebelah kanan Gua Anggas Wesi, lanjut Sakri, berjumlah 6 orang. Terdiri dari 3 laki-laki dan 3 perempuan. Menurutnya, mereka juga cukup lama berdiam di tenda tersebut. Ia mengaku tidak mengetahui asal-usul 6 orang tersebut.

"Satu pasangan suami istri dan satu anak laki-laki, sedangkan 2 wanita dan 1 pria tidak jelas statusnya. Tinggal di situ sekitar satu tahun. Menurut saya mereka pelarian," ungkapnya.

"Oleh mandor, mantri Perhutani (Sudarmaji) sudah dilarang di situ, karena lokasinya kotor dan bau, sehingga tamu menjadi berkurang," kata Sakri kepada detikJatim di rumahnya, Jumat (7/11/2025).

Sakri menambahkan Gua Anggas Wesi, dulunya banyak dikunjungi orang untuk melakukan ritual. Namun, gua alami di pedalaman hutan jati tersebut kini kian sepi wisatawan.

Ia mengaku terakhir kali mengantarkan tamu sekitar 2 tahun lalu. Belakangan ini, tamu sangat jarang berkunjung. Kalau pun ada, mereka memilih langsung ke gua mengendarai sepeda motor sendiri.

Sementara Poniyem, istri Sukri mengamini Sudarmaji memang sosok enggan terbuka dengan siapa pun, termasuk dirinya dan suami yang terhitung tetangga palin dekatnya.

Untuk makan sehari-hari, Sudarmaji biasanya mengandalkan dari pemberian pengunjung gua atau peritual. Bahkan terkadang ada pengunjung membawakannya logistik dan makanan lengkap. Tak jarang, Sudarmaji keluar dari hutan mengendarai sepeda motor untuk belanja kebutuhan pokok sendiri.

"Untuk makan, (Mbah Darmaji) mengandalkan pemberian tamu. Kalau ada tamu tidak bawa apa-apa, gerundel (menggerutu). Orang itu (Sudarmaji) rumit, ditanya tidak mau menjawab, menjengkelkan orangnya," timpal Poniyem.



Simak Video "Video: Fenomena Manusia Gua Jombang, 60 Tahun Hidup di Pedalaman Hutan"


(ihc/abq)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork