Aset milik Pemkab Ponorogo di eks Terminal Seloaji, Desa Cekok, Kecamatan Babadan, kembali menuai sorotan. Tempat yang seharusnya menjadi lahan produktif untuk usaha cuci kendaraan itu justru disalahgunakan jadi lokasi prostitusi terselubung.
Fakta ini terungkap usai razia gabungan yang menemukan belasan pekerja seks komersial (PSK) di lokasi tersebut.
"Awalnya tempat itu kami izinkan untuk parkir dan cuci kendaraan, tapi ternyata diselewengkan jadi warung kopi remang-remang," kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Ponorogo, Wahyudi, Jumat (7/11/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Wahyudi, izin sewa lahan di eks Terminal Seloaji sudah diberikan secara resmi kepada pihak ketiga sejak beberapa tahun lalu. Namun, tanpa sepengetahuan Dishub, area itu berkembang menjadi warung kopi yang beroperasi hingga malam dan bahkan menyediakan kamar penginapan.
"Kami langsung memanggil penyewa untuk klarifikasi. Sesuai izin, kegiatan hanya boleh dari pukul 07.00 WIB sampai 17.00 WIB. Di luar itu tidak ada aktivitas lain," tegasnya.
Dishub pun memberi tenggat waktu hingga akhir pekan ini agar seluruh kegiatan di luar izin dihentikan. Jika peringatan diabaikan, izin sewa akan dicabut secara permanen.
"Terlepas dari masuk tidaknya PAD, kalau sudah menyalahi kesepakatan tentu akan kami cabut. Kami tidak ingin aset daerah digunakan untuk hal-hal yang mencoreng citra Ponorogo," ujar Wahyudi.
Ia juga menyesalkan penyalahgunaan aset tersebut, terlebih karena lokasi eks terminal berada di jalur utama dan menjadi pintu masuk kota.
"Ini wajah Ponorogo. Tidak pantas dijadikan tempat seperti itu," ucapnya dengan nada kecewa.
Sebelumnya, tim gabungan dari Satpol PP, Dinas Kesehatan, dan Polres Ponorogo melakukan operasi dan menemukan 13 PSK di lokasi itu, dua di antaranya positif HIV. Sebagian dari mereka diketahui berasal dari eks lokalisasi Pasar Janti yang sudah lama ditutup.
Kini, publik menanti langkah tegas Pemkab Ponorogo. Apakah kawasan eks Terminal Seloaji benar-benar akan kembali bersih, atau justru menjadi "terminal gelap" yang mencoreng wajah Bumi Reog.
(auh/hil)












































