Miris! Jumlah Perokok Remaja di Kota Batu Naik Tiga Kali Lipat

Miris! Jumlah Perokok Remaja di Kota Batu Naik Tiga Kali Lipat

M Bagus Ibrahim - detikJatim
Jumat, 07 Nov 2025 16:45 WIB
Petugas Dinas Kesehatan Kota Batu melakukan skrinning kepada seorang siswa
Petugas Dinas Kesehatab Kota Batu melakukan skrinning kepada seorang siswa/Foto: Dokumen Dinkes Kota Batu
Kota Batu -

Perokok pada usia anak hingga remaja di Kota Batu cukup tinggi. Mirisnya lagi, lebih dari 50% orang tua tidak melarang anaknya merokok.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu, pada tahun 2023 tercatat sebanyak 270 remaja aktif merokok. Jumlah itu meningkat tajam pada tahun berikutnya.

"Tahun 2024 ada sebanyak 763 remaja aktif merokok," ujar Kabid Pencegahan, Pengendalian Penyakit, dan Penanganan Bencana Dinkes, dr Susana Indahwati, Jumat (7/11/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pendataan ini dilakukan dengan cara skrining menggunakan alat smokerlyzer untuk mengukur kadar karbon monoksida (CO) dalam napas sebagai indikator paparan asap rokok.

ADVERTISEMENT

Dari data yang dikumpulkan Dinkes Kota Batu, diketahui ada pergeseran usia awal merokok. Di mana, pada 2023 perilaku merokok mulai tercatat pada rentang usia 10-18 tahun.

Namun data terbaru menunjukkan kasus merokok pada anak berusia 4-9 tahun sudah muncul. Bahkan, jumlahnya mencapai 2,6% dari total perokok di Jawa Timur.

Sementara kelompok usia 10-18 tahun menyumbang 44,7% dari total perokok di Jawa timur.

Susana atau yang akrab disapa dr Susan ini mengatakan, ada dua faktor utama mendorong perilaku merokok anak-anak. Pertama adalah lingkungan pergaulan dan kondisi keluarga.

"Seringkali orang tua tidak melarang, bahkan ada yang memberi rokok kepada anak. Selain itu, lingkungan pergaulan yang dikelilingi perokok memicu anak meniru," kata dia.

Ia menambahkan, dari data yang ada, sekitar 60,6% orang tua ternyata tidak mencegah anak membeli rokok. Praktisnya, anak yang tidak punya banyak uang tetap dapat membeli rokok eceran per batang dengan harga murah.

Belum lagi untuk rokok elektrik, pelaku usaha memfasilitasi pembelian lewat skema arisan atau cicilan di marketplace.

dr Susan juga mengaitkan kebiasaan merokok pada remaja dengan kesehatan mental. Anak yang menghadapi tekanan atau mencari pelarian cenderung mencoba merokok sebagai mekanisme koping.

"Peran orang tua sangat penting, bukan hanya melarang tetapi juga memberi dukungan emosional dan pemahaman," tandasnya.




(irb/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads