Angka kemiskinan di Kota Surabaya terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Bahkan, persetansenya ditekan cukup signifikan. Hal ini tidak lepas dari komitmen Pemkot Surabaya di bawah kepemimpinan Wali Kota Eri Cahyadi.
Tercatat, pada 2024 angka kemiskinan di Surabaya turun 3,96% dari sebelumnya 4,6% di tahun 2023. Tak hanya itu, kemiskinan ekstrem juga dinyatakan nol.
Saat itu, penduduk miskin pada 2023 berjumlah 136.370 jiwa. Angka itu turun pada 2024 menjadi 116.620 jiwa. Sedangkan data Pemkot Surabaya hingga Mei 2025, masyarakat miskin Surabaya tersisa 68.243 jiwa.
"Kemiskinan Surabaya turun menjadi 3,9 persen, terendah sejak sebelum masa COVID-19 kita lebih rendah hari ini," kata Eri.
Sejalan dengan itu, pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan di Surabaya mencapai 5,76% pada 2024. Persentase-nya pun melampaui pertumbuhan rata-rata di Jawa Timur 4,93% dan nasional 5,03%.
Tak sampai di situ, tingkat pengangguran juga mengalami penurunan 4,91% atau 79.767 jiwa, jauh lebih, dibanding saat Pandemi COVID-19 tahun 2020 yang mencapai 9,79% atau sebanyak 154.896 jiwa.
"Jadi target kita adalah di bawah tiga sebenarnya ya. Hari ini sudah mencapai empat dari sembilan. Ini kita akan turunkan lagi di bawah tiga di tahun ini," ujarnya.
Upaya ini dilakukan melalui berbagai program, seperti penataan Kampung Kumuh 1001 Malam. Tujuannya memberikan hunian yang lebih layak serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara ekonomi.
"Kalau yang warga non Surabaya akan dipindah ke rusun milik provinsi, tapi kalau warga Surabaya tidak hanya dipindah, juga akan kami siapkan pekerjaan. Sehingga, warga bisa berubah kehidupannya, pendapatannya bisa sampai dengan Rp 5 juta per bulan," kata Eri.
Tak hanya itu, peningkatan pendapatan UMKM melalui ePeken, bantuan modal usaha dan program padat karya yang melibat 35.638 KK dinilai telah memberikan dampak nyata dalam penurunan kemiskinan.
"Jadi, padat karya itu adalah memancing. Bagaimana warga Surabaya dari MBR mau berusaha, mau bekerja. Dan ketika mereka bekerja, kita pastikan mendapatkan pendapatan yang layak Rp 2-3 juta per bulan," terang Eri.
Selain itu, program pemberian BPJS Ketenagakerjaan untuk tenaga non-ASN dan warga pelayan masyarakat (Ketua RT/RW) turut membantu menuntaskan kemiskinan. Sementara, program tebus ijazah bantuan sosial serta subsidi listrik untuk lansia, pendampingan sertifikasi halal terhadap 31.000 UMKM dengan transaksi mencapai Rp 182 miliar di e-Peken juga membuahkan hasil yang cukup baik bagi Pemkot Surabaya.
Berkat pencapaian programnya dalam menurunkan kasus kemiskinan, Pemkot Surabaya masuk nominasi penerima detikJatim Awards.
Jangan lewatkan, detikJatim akan kembali menghadirkan detikJatim Awards 2025, ajang penghargaan untuk tokoh masyarakat hingga pelaku bisnis dan instansi pemerintah yang memberikan kontribusi positif bagi masyarakat di Jawa Timur. Tahun ini, pemberian penghargaan akan digelar di Grand Mercure Malang Mirama, Kota Malang, pada Rabu, 5 November 2025.
Anugerah detikJatim Awards 2025 ini diberikan kepada individu, komunitas, instansi pemerintahan, kampus, DPRD, BUMD, dan perusahaan swasta. Seleksi penerima dilakukan melalui tahapan khusus oleh dewan redaksi detikcom dan detikJatim, dengan memperhatikan kriteria inovasi, kreativitas, inspiratif, dampak bagi masyarakat, dan keaktifan di bidang masing-masing.
Simak Video "Video: Peraih detikJatim Awards Inovasi Pembangunan Terpuji 2025"
(irb/hil)