Antisipasi DBD Saat Musim Hujan, Warga di Surabaya Diimbau Giatkan 3M Plus

Antisipasi DBD Saat Musim Hujan, Warga di Surabaya Diimbau Giatkan 3M Plus

Esti Widiyana - detikJatim
Senin, 03 Nov 2025 13:45 WIB
macro of a tiger mosquito on skin. proboscis inserted ready to feed.Similar image:
Ilustrasi Penularan DBD (Foto: Getty Images/iStockphoto/flubydust)
Surabaya -

Musim hujan yang mulai mengguyur Surabaya dalam beberapa pekan terakhir membuat Pemkot bergerak cepat. Pemerintah Kota Surabaya resmi mengeluarkan surat edaran (SE) untuk mengantisipasi peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD) di awal musim penghujan.

Sekda Kota Surabaya, Lilik Arijanto mengatakan, diterbitkannya SE bertujuan mengantisipasi menekan risiko penularan DBD. Berdasarkan data dari BMKG, musim hujan di seluruh wilayah Indonesia diprediksi maju pada akhir 2025 dan awal 2026.

BMKG memprediksi musim hujan akan terlihat mulai September hingga November, dengan durasi yang lebih panjang dari tahun-tahun sebelumnya. Sedangkan puncaknya diprediksi berlangsung pada Januari-Februari 2026.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu upaya pemkot ialah pencegahan dan pengendalian penyakit, serta risiko penularan DBD. Caranya dengan memberantas penularan penyakit DBD dengan melaksanakan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN BDB) secara rutin dengan kegiatan 3M Plus.

"Seperti menguras dan menyikat bersih bak mandi, kolam air minimal satu minggu sekali, lalu menutup rapat tempat penampungan air, misalnya seperti tempayan, tandon, drum, dan sebagainya. Selain itu, bisa juga memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas yang dapat menampung air," kata Lilik, Senin (3/11/2025).

ADVERTISEMENT

Kemudian mengganti vas bunga, tempat minum burung atau tempat-tempat lainnya yang sejenis setiap satu minggu sekali. Lalu memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar atau rusak. Menaburkan bubuk pembunuh jentik (larvasida), misalnya di tempat-tempat yang sulit dikuras atau di daerah yang sulit air.

Masyarakat bisa memelihara ikan pemakan jentik di kolam, atau bak penampungan air, seperti ikan cupang, atau ikan kepala timah. Kemudian memasang kawat kasa di jendela dan pintu rumah.

"Warga juga bisa membiasakan pengaturan barang dalam ruangan secara rapi agar tidak menjadi tempat bersarangnya nyamuk," ujarnya.

Warga diimbau menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam kamar, mengupayakan pencahayaan dan ventilasi yang memadai, dan menggunakan kelambu pada saat tidur. Selain itu, warga juga bisa memakai obat anti nyamuk, seperti lotion hingga obat semprot anti nyamuk. Masyarakat bisa menanam tanaman yang tidak disukai nyamuk seperti serai dan lavender, serta membersihkan lingkungan.

Pemkot Surabaya mengajak masyarakat menggiatkan Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1J) secara rutin dengan menunjuk juru pemantau jentik di setiap rumah atau instansi untuk memantau dan memastikan tidak ada jentik.

Lilik juga mengajak warga menggiatkan kerja bakti serentak secara masif di wilayahnya masing-masing, baik di dalam rumah maupun di luar rumah. Seluruh Kecamatan, Kelurahan, Institusi Pendidikan, Kader Surabaya Hebat (KSH), PKK, RT/RW, Tokoh Agama (TOGA), Tokoh Masyarakat (TOMA), hingga swasta diimbau bergerak dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus.

"Kegiatan pencegahan disarankan dapat diimplementasi oleh seluruh masyarakat di Kota Surabaya, mengingat adanya mobilitas masyarakat yang tinggi. Adapun beberapa wilayah di Kota Surabaya seperti kawasan Barat, Timur dan Utara yang memiliki kecenderungan risiko penyebaran tinggi. Karena wilayah tersebut merupakan kawasan yang berbatasan langsung dengan Kabupaten atau kota lain," jelasnya.

Apabila warga menemukan adanya indikasi penderita DBD di lingkungan, diharapkan segera melapor ke Puskesmas sesuai dengan alamat domisili penderita, untuk dilakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE) lebih lanjut.

"Jika mengalami gejala DBD seperti demam tinggi tanpa sebab 2-7 hari, ruam atau bintik merah pada kulit, nyeri pada otot dan sendi, pusing, mual, muntah, kemudian nafsu makan menurun, nyeri ulu hati, mimisan, atau pendarahan ringan pada gusi agar Bisa segera membawa ke puskesmas atau fasilitas kesehatan (Faskes) lainnya," pungkasnya.




(auh/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads