Musibah terjadi di pondok pesantren (ponpes) ambruk kembali terjadi memakan korban santri. Kali ini terjadi di Situbondo, tepatnya di Ponpes Salafiah Syafi'iyah Syekh Abdul Qodir Jaelani, Desa Blimbing, Kecamatan Besuki.
Kapolres Situbondo AKBP Rezi Dharmawan mengatakan bangunan yang ambruk adalah asrama putri. Bangunan ambruk terjadi pada Selasa (28/10/2025) malam.
"Betul. Satu orang meninggal, dari total 12 santriwati yang jadi korban dari peristiwa tersebut," kata Kapolres Situbondo AKBP Rezi Dharmawan, Rabu (29/10/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Santriwati yang meninggal atas nama Putri (12), warga Dusun Rawan, Desa/Kecamatan Besuki. Jenazah korban langsung diserahkan ke keluarga dan dikebumikan tadi sekitar pukul 08.00 WIB.
Sementara korban luka lainnya 6 orang di antaranya saat ini masih dirawat di Puskesmas Besuki, 4 orang dirawat di RSUD Besuki, dan 1 orang dirawat di RSIA Jatimned.
"Korban yang selamat sekarang dirawat intensif di beberapa tempat, 4 di RSUD Besuki dan 1 di RSIA Jatimned," katanya.
Rezi menambahkan saat ini pihak kepolisian telah melakukan olah TKP. Belum bisa dipastikan apa penyebab ambruknya bangunan itu. Pihak kepolisian juga akan berkoordinasi dengan Kementerian Agama.
"Kami juga telah berkoordinasi dengan pihak ponpes dan Kementerian Agama," kata Rezi Dharmawan, kepada awak media, Rabu (29/10/2025).
"Hasil penyelidikan kami masih belum tau penyebabnya, apakah faktor cuaca atau faktor yang lain. Kami juga akan koordinasi dengan pihak kementerian," pungkas Rezi.
Polisi juga meminta pihak ponpes untuk sementara memindahkan seluruh santri dari asrama. Hal itu dilakukan demi keselamatan keselamatan seluruh santri.
"Untuk mengantisipasi hal yang tak diinginkan terjadi kembali," tandas Rezi.
Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto membeberkan asrama putri itu dihuni oleh 19 orang santriwati. Ia lantas merinci jumlah korban ambruknya bangunan.
"Di mana pada ruangan tersebut tinggal 19 santriwati dan ada korban sebanyak 5 orang, 1 korban meninggal dunia dan 2 orang luka berat, 2 orang luka ringan. Untuk korban yang luka berat dan luka ringan saat ini sedang dirawat di rumah sakit," katanya.
Pengasuh Ponpes Syech Abdul Qodir Jailani, KH Muhammad Hasan Nailul Ilmi mengatakan sebelum asrama ambruk, sekitar pukul 00.30 WIB hujan disertai angin kencang melanda di wilayah setempat.
Saat itu, terdengar suara gemuruh dari arah asrama putri. Gemuruh tersebut ternyata berasal dari atap bangunan asrama yang ambruk.
"Yang ambruk bagian atapnya. Sementara temboknya tetap berdiri," ungkapnya kepada sejumlah wartawan, Rabu (29/10/2025).
Hasan menjelaskan, para santri di asrama putri segera dievakuasi. Para korban luka langsung dibawa ke puskesmas dan rumah sakit terdekat.
(dpe/abq)











































