Pasca penggerebekan pesta seks sesama jenis di sebuah hotel di kawasan Ngagel, Surabaya pada Minggu (19/10) dini hari Wali Kota Eri Cahyadi memanggil general manager (GM) hotel se-Surabaya. Pengetatan pengawasan hingga pelatihan ke karyawan dia tekankan kepada mereka.
"Jadi kemarin ada kejadian yang seperti itu (pesta gay) di Surabaya. Maka tadi saya mengumpulkan hotel-hotel untuk saya sampaikan Surabaya ini adalah kota yang dibangun dengan syariat agama, dengan kekuatan agama, jangan dicoreng Surabaya dengan hal seperti itu (pesta sesama jenis)," ujar Eri kepada wartawan di Gedung Sawunggaling, Jumat (24/10/2025).
Eri mengajak pihak hotel di Surabaya untuk berkomitmen agar tidak terulang kembali peristiwa pesta sex sesama jenis. Salah satu caranya dengan memberikan pelatihan kepada pihak hotel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan cara pelatihan yang nanti akan bekerja sama dengan kepolisian, beberapa lembaga. Wong kan kudu onok insting-e, kamar dileboni wong 30. Kudu mesti dreer (bunyi alarm), lakukan di semua hotel. Jangan sampai hotel-hotel yang di Surabaya tidak punya komitmen dan tidak bisa menjaga kondusivitas Kota Surabaya," jelasnya.
Ia juga meminta pihak hotel untuk segera melapor bila menemukan aktivitas tamu atau pengunjung yang mencurigakan.
"Kalau ada yang aneh, misalnya orang (banyak) keluar masuk kamar berulang kali, langsung hubungi Polrestabes Surabaya atau Call 112. Kita akan bergerak bersama," ujarnya.
Ketua Harian PHRI Koordinator Wilayah Surabaya, Firman Sudi Permana mengatakan pihaknya siap menindaklanjuti arahan Wali Kota Eri.
"Kalau kami dari PHRI sudah ada komitmen. Alhamdulillah, kami diberi kesempatan oleh Pak Eri untuk menerima masukan. Karena dampaknya bukan hanya dari sisi pariwisata, tapi juga budaya dan citra kota," kata Firman.
Menurutnya, kasus seperti ini bisa menurunkan tingkat okupansi dan menimbulkan pertanyaan soal keamanan Surabaya sebagai destinasi wisata. "Makanya kami akan mempertajam sistem pengawasan, mulai dari keamanan, resepsionis, hingga semua aspek hotel agar lebih waspada," ujarnya.
PHRI Surabaya akan segera membuat surat edaran ke seluruh anggota untuk memperketat pengawasan dan meningkatkan koordinasi dengan pihak kepolisian dan Pemkot Surabaya.
"Kalau ada indikasi sesuatu yang tidak normal, misalnya jumlah tamu terlalu banyak dalam satu kamar, itu harus segera dicegah. Bisa langsung lapor ke CC 112 seperti disampaikan Pak Wali," katanya.
Ia juga memastikan pelatihan bersama antara PHRI, Pemkot Surabaya, dan aparat keamanan akan segera dilaksanakan. "Secepatnya, paling lambat seminggu setelah ini kami akan evaluasi dan adakan pelatihan yang tepat sesuai hasil investigasi," pungkasnya.
(dpe/abq)











































