Tim rescue Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Surabaya turut membantu selama proses evakuasi bangunan ambruk Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo. Mereka pun mengaku siap menangani bangunan ambruk, tapi berharap alat canggih ditambah.
Salah satu tim rescue DPKP Surabaya yang membantu evakuasi Ponpes Sidoarjo, Galang Febri mengaku ingin memiliki alat seperti Basarnas. Khususnya yang elektronik.
Menurutnya, alat yang dimiliki tim rescue Surabaya sudah cukup lengkap. Tetapi ada alat elektronik yang masih belum dimiliki dan seharusnya ada di Surabaya. Tentunya untuk mengantisipasi panggilan emergency bangunan ambruk lagi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hampir canggih mirip kayak Basarnas, cuma yang elektronik, kita kalah seperti sensor seismik getaran, kita masih belum punya," kata Galang, Jumat (16/10/2025).
Kepada Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Galang berharap mendapat dukungan alat yang belum dimiliki. Alat canggih tersebut nantinya untuk mempermudah proses evakuasi.
"Mohon izin mungkin bisa di-support (ditujukan ke Walkot Eri), karena melihat kejadian-kejadian itu, teman-teman rescue Surabaya ini sudah siap, Pak," katanya.
"(Tim rescue Surabaya) sudah siap menerima job desk runtuhan, terus bangunan roboh, convention speech, kami sudah siap," tegasnya.
Sama halnya dengan Abdul Aziz, salah satu tim rescue DPKP Surabaya yang membantu evakuasi Ponpes Al Khoziny. Salah satu alat yang dibutuhkan tim rescue adalah alat elektronik tanpa kabeh, sehingga memudahkan yang menerobos bangunan runtuh.
"Alat-alat yang sistem baterai, bapak (bicara kepada Walkot Eri). Contoh gerinda cordless ini, gerinda cordless ini dari baterai. Jadi kalau mau masuk ke lubang yang sempit sekali, yang mini sekali, gerinda ini sangat mampu, bisa main di area," kata Aziz.
Walkot Eri pun berjanji akan menambah alat evakuasi yang belum dimiliki DPKP. Agar ketika suatu saat bila ada kejadian bangunan runtuh, petugas siap secara SDM dan alat.
"Pasti (tambah alat evakuasi). Jadi tadi dari pengalaman teman-teman damkar, ketika melakukan pertolongan, alat apa yang dibutuhkan, tapi yang terpenting adalah sertifikasi," pungkasnya.
(hil/abq)











































