Puluhan siswa SMPN 1 Boyolangu, Tulungagung mengalami gejala keracunan usai menyantap Makan Bergizi Gratis (MBG). Para siswa dilarikan ke puskesmas untuk mendapatkan perawatan medis.
Salah seorang siswa Andika Aldiano mengatakan, kejadian dugaan keracunan bermula pada Senin (13/10/2025) pagi saat para siswa mendapatkan jatah MBG dengan menu ayam kecap.
"Setelah makan itu saya mengalami mual, pusing dan muntah-muntah. Kejadiannya tidak lama setelah makan MBG," kata Andhika.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gejala serupa juga dialami puluhan siswa lainnya. Pihak sekolah akhirnya mengevakuasi puluhan siswa yang mengalami dugaan keracunan ke Puskesmas Boyolangu untuk mendapatkan penanganan medis.
Kapolsek Boyolangu AKP Tarmadi mengatakan, dari data sementara jumlah siswa yang mengalami dugaan keracunan mencapai 38 anak. Para siswa rata-rata mengalami gejala yang sama, mulai mual, muntah dan pusing.
"38 anak dengan berbagai keluhan, ada salah satu yang menggigil dan nyeri perut, ini sementara mau dirujuk karena kondisinya membutuhkan perawatan intensif," kata AKP Tarmadi.
Tidak menutup kemungkinan jumlah korban akan bertambah, mengingat jumlah siswa yang menerima MBG cukup banyak. "Kalaupun bertambah semoga tidak banyak," ujarnya.
Banyaknya siswa yang mengalami dugaan keracunan membuat ruang perawatan penuh, sejumlah siswa harus dirawat secara berdesakan.
Jeda waktu antara mengkonsumsi MBG dengan gejala keracunan yang dialami masing-masing korban bervariasi tergantung kondisi daya tahan tubuh.
"Kalau untuk kondisinya bermacam-macam, bagi yang kondisi tubuhnya bagus, setelah menyantap masih bertahan, tapi yang kondisinya tidak kuat dia langsung merasa nyeri perut dan muntah," jelasnya.
Tarmadi menambahkan program MBG yang dikonsumsi siswa SMPN 1 Boyolangu berasal dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Yayasan Gusti Maringi Mukti Desa Tanggung Kecamatan Campurdarat.
"Makanannya setelah kami lihat kemungkinan besar (masalahnya) ayam. Kalau nasinya tidak masalah, kemudian tomat yang diiris itu kelihatannya juga bau busuk. Jadi kemungkinan lauknya yang dagingnya terlalu lembek, sepertinya bukan masakan dadakan," ujarnya.
Saat ini kasus ini masih dalam penyelidikan Satreskrim Polres Tulungagung dan Dinas Kesehatan Tulungagung. Sejumlah sampel makanan hingga bekas muntahan korban diambil untuk diperiksa di laboratorium.
(auh/hil)