Kasus lauk program Makan Bergizi Gratis (MBG) berbau tak sedap ditemukan di SDN Dinoyo 2 Kota Malang. Pihak sekolah bergerak cepat dengan menghentikan pembagian makanan kepada siswa demi mencegah risiko gangguan kesehatan.
Wakil Kurikulum SDN Dinoyo 2 Kota Malang Nunik Martim Lestari menceritakan bagaimana awal lauk berbau itu diketahui, sebelum dibagikan kepada para siswa.
Nunik mengatakan, awalnya koordinator MBG di SDN Dinoyo 2 Kota Malang bernama Rizki mendekati kotak-kotak makanan yang diturunkan dari mobil pengantar, untuk diletakkan di panggung sekolah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat itulah, koordinator MBG mencium bau tak sedap ketika pintu mobil terbuka. Kecurigaan tersebut semakin kuat saat aroma menyengat masih tercium meskipun ompreng atau wadah makanan telah ditata di area terbuka.
"Adanya temuan bau tak sedap itu kemudian dilaporkan kepada kepala sekolah. Setelah dilakukan pengecekan acak, sumber bau dipastikan berasal dari lauk ayam suwir," beber Nunik kepada wartawan, Jumat (10/10/2025).
Adanya temuan lauk berbau tak sedap itu kemudian menjadi alasan sekolah menghentikan distribusi MBG pada hari Kamis (9/10). Langkah ini untuk mengantisipasi kejadian yang tak diinginkan, apabila tetap dikonsumsi para siswa.
"Otomatis saya langsung menyetop. Pak, jangan diberikan dulu (menirukan penyampaiannya kepada Kepala Sekolah). Kami khawatir ini menjadi pemicu masalah kesehatan perut bagi anak-anak," kata Nunik.
Pihak sekolah segera menghubungi distributor MBG, yang kemudian datang bersama seorang ahli gizi. Meskipun ahli gizi tersebut sempat menyantap ayam suwir dan menyatakan tidak ada masalah, pihak sekolah tetap pada pendiriannya.
"Saya sampaikan kepada ahli gizinya, karena menurut kami, perut orang dewasa dengan anak-anak itu berbeda. Mohon maaf, untuk MBG hari ini, maksudnya kemarin, SDN Dinoyo 2 tidak berani mengambil risiko," ujar Nunik.
Atas persetujuan kepala sekolah, 492 paket MBG dikembalikan. Meskipun komponen lain seperti nasi, tahu goreng, dan buah stroberi dinilai masih layak konsumsi.
Menurut Nunik, langkah ini diambil tidak hanya sebagai bentuk kehati-hatian, tetapi juga sebagai bahan evaluasi serius bagi pihak penyedia.
"Akhirnya semua dikembalikan," kata Nunik.
Menurut Nunik, adanya paket MBG tak layak konsumsi merupakan pertama kalinya, sejak program MBG bergulir pada awal September 2025 lalu.
Selama ini, lanjut Nunik, program MBG diterima dengan kondisi baik dan disambut gembira oleh para siswa.
"Ini kejadian pertama. Selama ini anak-anak senang dan tidak pernah ada keluhan," pungkasnya.
(auh/hil)