Tekad Rosi Meski Kaki Diamputasi tapi Tetap Ingin Mondok di Al Khoziny

Suparno - detikJatim
Sabtu, 11 Okt 2025 16:30 WIB
Rosi, Korban Ambruknya Ponpes Al Khoziny bersama Kabid Dokes Polresta Sidoarjo Foto: Suparno Nodhor
Sidoarjo -

Meski kehilangan kaki kanannya akibat tertimpa reruntuhan musala Pondok Pesantren Al-Khoziny, Syaiful Rosi Abdillah (13), tetap bertekad untuk kembali mondok. Rosi, santri kelas 3 SMP asal Desa Sumokali, Kecamatan Candi, Sidoarjo itu mengatakan, ia ingin melanjutkan pendidikan di tempat yang selama ini sudah ia anggap rumah kedua.

"Kalau sembuh, saya ingin mondok di Al-Khoziny lagi. Di sana sudah dua tahun, sudah punya teman. Kalau pindah ke tempat lain, takut dibully," kata Rosi saat diperiksa kesehatannya oleh Kabid Dokes Polresta Sidoarjo di rumahnya, Sabtu (11/10/2025).

Rosi merupakan anak pertama dari pasangan Idrus (43) dan Khoirawati (43). Saat peristiwa terjadi, Rosi tengah melaksanakan salat di musala ponpes. Ia berada di rakaat kedua ketika bangunan itu tiba-tiba ambruk.

"Sudah rukuk, terus berdiri. Sempat lari, tapi jatuh, terus ketimpa. Awalnya yang jatuh hanya kayunya dan batu-batu sedikit-sedikit, saya pikir cuma biasa aja," kenang Rosi.

Dalam kondisi terjepit reruntuhan, Rosi berusaha tetap sadar meski merasakan sakit luar biasa di bagian pinggul dan kakinya. Ia mengaku terus meminta tolong sambil menangis, namun tenaga SAR menyarankan agar ia menahan tangis untuk menghemat tenaga.

Pemeriksaan Kesehatan Korban Ambruknya Ponpes Al Khoziny oleh Kabid Dokes Polresta Sidoarjo Foto: Suparno Nodhor

"Saya nggak bisa gerak, nggak bisa minum. Kaki kejepit. Teman saya dievakuasi duluan, lalu tim SAR masuk lagi dan tahu kaki saya terjepit," ucapnya.

Rosi akhirnya dilarikan ke rumah sakit. Akibat luka parah di telapak kaki kanan, tim dokter memutuskan untuk melakukan amputasi.

"Sebelum dipotong saya sempat kejang. Tapi saya nggak marah, ini musibah," ujarnya lirih.

Sang ayah, Idrus, menerima dengan ikhlas musibah yang menimpa anak sulungnya itu. Ia mengaku tak menuntut apa pun kepada pihak pondok.

"Saya serahkan semua ke anak saya. Kalau dia mau tetap mondok di situ, saya dukung. Kalau nggak mondok, dia mau jadi apa? Saya nggak nuntut apa pun ke pondok. Ini musibah, bukan rekayasa," ujar Idrus.

Idrus juga berharap lingkungan sekitar bisa memberi dukungan dan tidak menjadikan kondisi anaknya sebagai bahan ejekan atau tekanan.

"Yang penting anak saya nanti nggak dibully. Itu saja," katanya.

Rosi kini tengah menjalani proses pemulihan pasca operasi amputasi. Pemerintah, melalui Kementerian Sosial, telah menyatakan komitmen memberikan pendampingan penuh, termasuk rehabilitasi medis dan sosial, bantuan pendidikan, serta jaminan kesehatan bagi Rosi.



Simak Video "Video: Haikal Korban Ponpes Al Khoziny Masih Dirawat di HCU"

(ihc/ihc)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork