Proses evakuasi korban ambruknya Ponpes Al Khoziny telah tuntas, reruntuhan bangunan juga sudah dibersihkan. Lalu, kapan kegiatan pembelajaran di ponpes tersebut kembali digelar?
Ketua Alumni Pusat Al Khoziny, Zainal Abidin menyebut, pihak pengasuh pondok pesantren akan melakukan musyawarah untuk menentukan langkah selanjutnya dalam penyelenggaraan proses belajar mengajar.
"Sudah barang tentu nanti akan dimusyawarahkan di keluarga ndalem bagaimana mekanisme untuk tetap menyelenggarakan pendidikan di sini. Apa langkahnya ini masih dalam proses apa memusyawarahkan," ujar Zainal usai operasi pencarian korban ditutup, Selasa (7/10/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii mengatakan bahwa pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pascainsiden bukan hanya menjadi tanggung jawab dari pihak pesantren, namun juga perlu peran dari pemerintah daerah hingga pusat.
"Mulai dari Kementerian Pendidikan, kemudian yang ada di provinsi maupun di kabupaten nanti yang akan melaksanakan asesmen bahwa proses belajar mengajar ini apakah langsung bisa dilaksanakan atau tidak," katanya.
"Bisa saja kegiatan belajar mengajar dilaksanakan di tempat ini atau mungkin dialihkan sementara, tentunya pasti bukan dari sebatas Bapak Kiai yang akan memberikan," tambahnya.
Meski proses pencarian korban dan evakuasi telah selesai, namun Syafii menegaskan bahwa masih ada tindaklanjut penanganan pascainsiden ini.
"Begitu juga terkait dengan kejadian ini tindak lanjutnya bagaimana tentunya teman-teman nanti bisa memonitor," pungkasnya.
Untuk informasi, Basarnas telah menyelesaikan operasi pencarian korban pada hari kesembilan. Tercatat ada 104 orang yang dinyatakan selamat dalam kejadian ambruknya Ponpes Al Khoziny pada Senin (29/9).
Selain itu, ada 67 korban yang meninggal dunia, delapan di antaranya ditemukan dalam kondisi potongan tubuh atau body part. Saat ini seluruh korban meninggal dunia yang terevakuasi dari balik reruntuhan bangunan telah dibawa ke RS Bhayangkara Polda Jatim untuk proses identifikasi oleh Tim DVI.
(auh/hil)