Pencarian korban bangunan ambruk di Ponpes Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo tuntas dilakukan. Operasi pencarian pun sudah ditutup hari ini. Namun, ada perbedaan jumlah korban meninggal dunia versi BNPB dan Basarnas.
Memasuki hari kesembilan, Basarnas melaporkan total korban meninggal dunia ada 67 orang termasuk delapan bagian tubuh atau body part dan korban selamat ada 104 santri.
Dir Ops Basarnas Laksamana Bramantyo menyampaikan, sebanyak 67 orang meninggal dunia dan 104 orang selamat. Bramantyo merinci ada 67 pack yang terkumpul. Dari jumlah tersebut 8 merupakan body part.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami telah berhasil mengumpulkan 67 pack, rincian 8 body part. Terakhir kemarin pukul 21.03 WIB kami temukan lagi satu body part," kata Bramantyo saat jumpa pers yang disiarkan di YouTube BNPB, Selasa (7/10/2025).
Sementara itu, data BNPB sedikit berbeda. BNPB menyebut ada 68 orang yang ditemukan meninggal dunia, rinciannya 61 jenazah ditemukan utuh dan 7 body part. Sedangkan korban selamat sama 104 orang.
"Alhamdulillah kita telah temukan seluruh jenazah yang hilang walaupun ini baru bersifat perkiraan. Diperkirakan kemarin ada 63 jenazah yang tertimbun, dan sekarang di area tersebut sudah rata dengan tanah dan kecil kemungkinan ada jenazah lain di situ," kata Deputi III Tanggap Darurat BNPB Mayjen Budi Irawan, dalam konferensi pers, Selasa (7/10/2025).
"Yang diketemukan kemarin ada 61 jenazah dalam bentuk yang utuh, kemudian ada 7 body part," tambahnnya.
Data ini berdasarkan rilis terbaru Basarnas dan BNPB di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Selasa (7/10/2025) pagi. BNPB menegaskan tidak ada perbedaan data antara lembaganya dan Basarnas terkait jumlah korban Ponpes Al Khoziny Sidoarjo. BNPB memastikan, angka yang tercatat sejalan dengan data Basarnas, hanya berbeda dalam cara pencatatan.
"Kalau dari Basarnas menghitung berdasarkan jumlah kantong jenazah, itu yang dijadikan acuan. Sementara kami (BNPB) menghitung berdasarkan jumlah jasad utuh dan bagian tubuh," jelas Mayjen Budi Irawan dalam keterangan persnya, Selasa (7/10/2025).
Ia mengatakan, Basarnas telah menjelaskan bahwa istilah body part mengacu pada bagian tubuh yang terdiri dari kaki, tangan, hingga kepala dalam satu paket kantong jenazah. Dalam hal ini, terdapat tujuh body part dari total kantong yang ditemukan.
"Sementara BNPB mencatat ada 61 bagian tubuh, tapi ini bukan berarti datanya berbeda. Hanya metode pengklasifikasian yang berbeda. Jadi, tidak ada selisih atau perbedaan substansi antara data BNPB dan Basarnas," tegasnya.
Lebih lanjut, Budi menekankan, meskipun proses pencarian dan evakuasi korban telah dinyatakan selesai, BNPB tetap akan mendampingi Pemprov Jatim dan Pemkab Sidoarjo dalam masa transisi ke tahap rehabilitasi dan rekonstruksi.
"BNPB tidak langsung lepas tangan. Kami tetap mendampingi pemerintah provinsi dan kabupaten. Sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto, kami akan terus memberikan dukungan hingga seluruh rangkaian kegiatan pasca-bencana selesai," ujarnya.
Selain mendampingi, BNPB juga akan melakukan asesmen terhadap bangunan di sekitar area pondok pesantren. Budi memastikan seluruh sumber daya BNPB siap dikerahkan jika dibutuhkan dalam tahap pemulihan ini.
"Ini penting agar kejadian serupa tidak terulang. Kami akan pastikan keamanan dan kelayakan bangunan, terutama yang digunakan sebagai asrama atau tempat belajar para santri. Kami siap berikan dukungan penuh, baik dari sisi personel, logistik, maupun teknis. Kami tetap berada di sini selama dibutuhkan," pungkasnya.
(irb/hil)