Jumlah korban meninggal dunia akibat runtuhnya bangunan musala di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, terus bertambah. Hingga Sabtu (4/10/2025) pagi, total korban jiwa telah mencapai 14 orang.
Hal itu disampaikan langsung oleh Kepala BNPB Letjen TNI Dr. Suharyanto, saat memberikan keterangan usai rapat koordinasi harian di lokasi command center bersama jajaran TNI-Polri, Basarnas, dan unsur terkait.
"Hari ini kami update, total sudah ditemukan 14 jenazah. Semalam, tim SAR gabungan kembali menemukan satu jenazah di sektor A4, sekitar pukul 23.00 WIB," kata Suharyanto kepada awak media, Sabtu (4/10/2025)
Menurut Suharyanto, proses identifikasi masih terus berlangsung dan menemui sejumlah kendala, terutama karena mayoritas korban adalah anak-anak santri yang belum memiliki identitas formal seperti KTP atau sidik jari yang terdata.
"Yang teridentifikasi baru 2 jenazah. Sementara 9 lainnya masih proses di DVI karena kesulitannya tinggi. Korban anak-anak ini belum punya KTP, belum ada data biometrik. Identifikasi hanya bisa dilakukan lewat DNA, dan ini butuh waktu," jelasnya.
Dalam rapat koordinasi yang juga dihadiri Deputi Penanganan Darurat BNPB Mayjen TNI Budi Irawan, Kapolresta Sidoarjo Kombes Christian Tobing, Dandim 0816 Letkol Czi Shobirin Setyo Utomo, serta Dirhops TNI AL Laksma TNI Yudhi Bramantyo, BNPB menegaskan fokus utama adalah keselamatan dan percepatan evakuasi.
"Kita sudah tiga hari alat berat masuk ke lokasi, tapi pengenalan visual jenazah sulit karena kondisi tubuh korban sudah berubah. Makanya butuh pendekatan ilmiah dan waktu," tegas Suharyanto.
Dia juga menanggapi adanya keluhan dari beberapa warga yang merasa proses evakuasi lambat. Menurutnya, sebagian dari mereka bukan keluarga inti dan baru datang belakangan.
"Ada keluarga yang baru datang di hari ke-6, belum paham prosesnya, lalu muncul persepsi negatif. Kami pastikan semua langkah tim selalu dikomunikasikan dengan keluarga inti sejak hari pertama," ucapnya.
Untuk menghindari keresahan di lapangan, Suharyanto menyampaikan bahwa pihaknya telah memindahkan keluarga terdampak ke RS Bhayangkara yang sudah disiapkan sebagai pusat informasi dan posko dukungan.
"Ke depan, jenazah langsung dibawa ke RS Bhayangkara, bukan lagi ditunjukkan di lokasi. Keluarga kami minta menunggu di RS. Di sana fasilitasnya lebih nyaman, ada logistik, dan mereka bisa tenang menunggu proses identifikasi," paparnya.
Ia menegaskan kembali bahwa seluruh upaya pencarian dan evakuasi dilakukan maksimal. Ia meminta agar semua pihak fokus pada misi kemanusiaan, bukan memprovokasi atau menyebar informasi yang menyesatkan.
"Jangan ganggu tim SAR dengan hal-hal di luar misi penyelamatan. Ini prioritas utama. Saya mohon dukungan dan doa seluruh masyarakat agar proses ini cepat selesai," pungkasnya.
Simak Video "Video: BNPB Sebut 59 Orang Masih Hilang Dalam Reruntuhan Ponpes Al Khoziny"
(irb/hil)