Rizal Masih Terngiang Gemuruh dan Teriakan Santri Saat Ponpes Ambruk

Muhammad Aminudin - detikJatim
Sabtu, 04 Okt 2025 09:50 WIB
Alat berat dikerahkan untuk membongkar reruntuhan ponpes ambruk di Sidoarjo. (Foto: ANTARA FOTO/Umarul Faruq)
Kota Malang -

Nanang Saifur Rizal (16), santri asal Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang menjadi satu di antara 103 korban yang selamat dari peristiwa ambruknya Ponpes Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo. Rizal mengaku masih terngiang kengerian pada saat ponpes itu ambruk.

Pelajar kelas satu SMA itu mengaku masih trauma. Dia mengaku suara gemuruh bangunan ambruk dan teriakan teman-temannya saat peristiwa itu terjadi masih terngiang di telinganya.

"Kadang-kadang masih takut, kejadian itu benar-benar mengagetkan. Suara bangunan ambruk sama teriakan teman-teman masih sering terdengar," ujar Rizal ditemui detikJatim di rumahnya, Sabtu (4/10/2025).

Meski begitu, Rizal yang sudah menimba ilmu di Ponpes Al Khoziny sejak 2022 menegaskan dirinya akan tetap kembali ke pesantren tersebut untuk melanjutkan menimba ilmu.

"Sayang kalau berhenti. Saya tetap ingin melanjutkan sekolah di pondok," tandasnya.

Setelah kejadian, Rizal sempat mendapat perawatan medis di lokasi, namun tidak sampai dirawat di rumah sakit ia kemudian dijemput orang tuanya untuk kembali ke Malang.

"Luka di kening, belakang telinga sama tangan. Tapi sudah baik baik saja," pungkasnya.

Hingga Jumat malam, sudah ada total 14 orang yang dinyatakan meninggal.

Dia ingat betul pada saat kejadian, lantai musala penuh dengan santri yang sedang menunaikan salat Asar sedangkan di lantai 4 para pekerja tengah melakukan pengecoran.

Rizal juga mengingat detik-detik mencekam pada Senin (29/9) sore itu ketika atap bangunan tiba-tiba runtuh pada saat jemaah salat Ashar memasuki rakaat ketiga. Suara benda jatuh dari lantai atas tiba-tiba terdengar diikuti getaran yang cukup kuat.

"Awal seperti ada bambu jatuh, lalu terasa seperti gempa. Seketika, bangunan langsung ambruk," kata Rizal.

Dia sendiri saat itu berada di saf tengah. Suara reruntuhan sontak membuat para santri bubar menyelamatkan diri masing-masing tetapi reruntuhan material bercampur besi cor lebih cepat menghantam.

"Semua teriak. Saat lari, kepala saya tertimpa material dari atas," katanya.

Rizal menceritakan dia sempat terjebak puing bangunan kurang lebih selama 30 menit. Meski dalam kondisi terluka ia berhasil bertahan dan menemukan celah untuk keluar.

Pada saat berupaya menyelamatkan diri dari reruntuhan itulah dia sempat bertemu dengan salah satu temannya bernama Mamat. Rizal pun memutuskan untuk menolong temannya yang sempat kejang-kejang itu.

"Di dekat saya ada teman bernama Mamat, kondisinya kejang-kejang. Saya bantu duduk lalu saya tarik keluar lewat lubang kecil di reruntuhan," kata Rizal.



Simak Video "Video: Petugas Ungkap Sulitnya Identifikasi Jenazah Korban Ponpes Al Khoziny"

(dpe/hil)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork