Tiga lagi jenazah santri korban bangunan ambruk di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo ditemukan. Total ada delapan jenazah yang ditemukan pada hari keempat evakuasi, dan telah dibawa ke RS Bhayangkara HS Samsoeri Mertojoso Surabaya.
Saat ini, jumlah korban meninggal insiden ambruknya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo dipastikan ada 13 orang. Sedangkan total yang dievakuasi ada 116 orang dengan korban selamat 103.
Dari pantauan detikJatim, jenazah kantong kedelapan tiba pukul 18.03 WIB di Gedung Kompartemen Dokpol RS Bhayangkara. Kantong jenazah ketujuh tiba pukul 17.49 WIB. Selang tiga menit sebelumnya, kantong jenazah keenam tiba pukul 17.46 WIB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, jenazah kantong kelima tiba pukul 14.27 WIB, kantong jenazah keempat tiba pukul 12.02 WIB. Lalu, kantong jenazah ketiga tiba pukul 10.40 WIB.
Sedangkan, jenazah pertama dan kedua tiba bersamaan pukul 08.30 WIB. Hingga hari ini, Jumat (3/10/2025), total jenazah yang telah ditemukan ada 13 orang.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa terlihat memantau jenazah keenam dan ketujuh tiba di RS Bhayangkara Surabaya. Matanya terlihat sayu sambil memegang dada melihat jenazah diturunkan dari ambulance.
"Ya Allah," ucap Khofifah saat jenazah melintas di depannya, Jumat (3/10/2025).
Sebelumnya, posko ante mortem dan post mortem sendiri dipusatkan di RS Bhayangkara. Polda Jatim juga menyiapkan freezer untuk jenazah korban ambruknya bangunan Ponpes Sidoarjo.
Kabid Dokkes Polda Jatim Kombes Pol dr M Khusnan Marzuki menjelaskan, nantinya jenazah yang tiba di RS Bhayangkara Surabaya dilakukan pemeriksaan dan dibersihkan. Jenazah yang tiba diambil data post mortem-nya.
Setelah dibersihkan, jenazah kembali ditaruh kantong jenazah. Kemudian ditaruh freezer yang telah disiapkan. Data post mortem dicocokkan dengan data ante motem, lalu dicocokkan dengan pihak keluarga. Oleh karena itu, pihak keluarga diminta membawa sidik jari korban.
Khusnan mengatakan, bagi keluarga korban yang merasa kehilangan anaknya di Ponpes Al Khoziny untuk segera melaporkan ante mortem atau ke layanan orang hilang. Selain laporan, juga membawa sidik jari pasti.
Sidik jari bisa dari ijazah dan paspor. Kemudian bisa menunjukkan riwayat pemeriksaan gigi, khususnya bila memiliki rekaman panoramic gigi untuk diagnosa primer.
"Sidik jari diagnosa pasti. Kalau itu tidak ada bisa dilakukan pemeriksaan properti lain. Kalau punya foto terakhir, tanda lahir di dalam tubuh, baju terakhir dipakai, bisa untuk identifikasi. Paling tidak ada dua. Kalau tidak bisa ya tes DNA," kata Khusnan.
(auh/hil)