Kabar ambruknya musala Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo, membuat panik S (44), salah satu orang tua santri di Kota Malang. Kekhawatiran itu akhirnya pudar saat mendengar putranya NSR (16) selamat dalam insiden itu.
"Saya ditelepon teman sekitar jam lima sore. Katanya pondok ambruk pas ngecor, ada yang salat berjemaah. Saya langsung panik dan berangkat ke Sidoarjo," ujar S saat ditemui wartawan di kediamannya, Jumat (3/10/2025).
Warga Lesanpuro, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, ini sebelumnya mengaku kalut saat menerima kabar adanya insiden tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika sampai di lokasi ponpes, S sempat menyaksikan suasana panik dengan kehadiran puluhan mobil ambulans di lokasi.
Tanpa pikir panjang, ia menerobos keramaian demi mencari keberadaan anaknya.
"Perasaan saya campur aduk karena belum bertemu anak," tuturnya.
Tak sia-sia, usaha S mencari keberadaan putranya membuahkan hasil. Ba'da salat Isya, ia menemukan putranya dalam kondisi selamat.
Hanya ada luka ringan di bagian kepala, telinga serta tangan akibat tertimpa material bangunan.
"Bersyukur anak saya selamat," ucapnya.
Meski anaknya masih diselimuti trauma, S menegaskan NSR tetap akan melanjutkan pendidikan di pesantren tersebut.
"Harus semangat, jangan takut. Dia harus kembali ke pondok. Saya tidak ada kekhawatiran," katanya.
S sendiri mempunyai dua anak yang semuanya mondok di Ponpes Al Khoziny. Namun, satu di antaranya telah lulus dan tengah menunggu informasi resmi dari pihak pesantren terkait kelanjutan kegiatan belajar.
"Menunggu kepastian dan anak saya tetap akan mondok di sana," tandasnya.
Seperti diberitakan, ada enam santri asal Kota Malang yang mondok di Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo. Dua di antaranya mengalami luka ringan usai insiden ambruknya musala di ponpes tersebut.
(auh/hil)