Korban Ponpes Ambruk di Sidoarjo Tak Bisa Gerakkan Kepala Usai Gempa

Korban Ponpes Ambruk di Sidoarjo Tak Bisa Gerakkan Kepala Usai Gempa

Aprilia Devi - detikJatim
Rabu, 01 Okt 2025 16:32 WIB
Alat berat dikerahkan ke lokasi bangunan ambruk di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Senin(29/9/2025).
Alat berat dikerahkan ke lokasi bangunan ambruk di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo. (Foto: Aprilia Devi/detikJatim)
Sidoarjo -

Tim SAR mengidentifikasi bahwa situasi yang dihadapi sejumlah korban yang masih terjebak reruntuhan bangunan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo semakin buruk akibat Gempa Sumenep M 6,5 (dimutakhirkan jadi 6,0) pada Selasa (30/9). Ada korban yang tadinya bisa menggerakkan kepala kini sudah tidak bisa lagi melakukannya.

Kasubdit Pengarahan dan Pengendalian Operasi (RPDO) Bencana dan Kondisi Membahayakan Manusia (KMM) Basarnas, Emi Freezer yang menyatakan bahwa sebelum terjadinya gempa ada korban terjebak reruntuhan yang masih bisa menggerakkan kepala hingga tangan.

"Setelah itu (gempa) tidak bisa lagi. Artinya memang kompresi sudah semakin mendekat. Kemudian dari batang tubuh dengan lingkar kepala kita yang paling besar apa? Batang tubuh dan panggul. Kami coba tadi sudah bisa ditarik, tapi stuck di panggul, ternyata dia melintir dengan kaki tertekuk," ujar Freezer di posko gabungan Ponpes Al Khoziny, Rabu (1/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ini tim SAR gabungan telah mendeteksi 15 titik lokasi korban yang dibagi menjadi 2 status. Ada 7 lokasi di mana korban berstatus merah alias masih bisa merespons petugas SAR, sedangkan 8 lainnya berstatus hitam atau sudah tidak bisa merespons.

Getaran gempa yang berpusat di Sumenep yang terjadi hampir tengah malam kemarin menambah penurunan beban runtuhan yang tentu semakin membahayakan kondisi korban.

ADVERTISEMENT

"Dari A1 (titik runtuhan di bagian depan, dekat pintu masuk) terjadi penurunan posisi beban yang tadinya sekitar 15 cm di tempat korban (kemungkinan terjebak), diukur tadi sudah turun menjadi 10 cm," kata Freezer.

Proses evakuasi tidak berhenti dilakukan. Ratusan personel petugas gabungan dikerahkan. Kepala Basarnas Marsekal Muda TNI Mohammad Syafii mengatakan bahwa petugas tengah berkejaran dengan periode golden time atau 72 jam untuk penyelamatan korban terjebak reruntuhan.

"Sesuai teori memang 72 jam, namun pada saat kita sudah bisa menyentuh korban, kita sudah bisa mensupply minuman ,vitamin, bahkan info sudah bisa kita berikan memungkinkan yang bersangkutan ini bisa bertahan lebih lama," ujar Syafii.




(dpe/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads