Eks Dosen UIN Malang Yai Mim Mau Damai dengan Sahara, Asal...

Eks Dosen UIN Malang Yai Mim Mau Damai dengan Sahara, Asal...

Muhammad Aminudin - detikJatim
Rabu, 01 Okt 2025 13:30 WIB
Dosen UIN Malang, Imam Muslimin bersama istrinya
Dosen UIN Malang, Imam Muslimin bersama istrinya (Foto: Muhammad Aminudin/detikJatim)
Malang -

Eks dosen Universitas Islam (UIN) Malang Maulana Malik Ibrahim, Imam Muslimin atau Yai Mim merasa dikucilkan hingga berujung munculnya surat pengusiran dari warga. Meski begitu, Yai Mim masih berharap bisa damai dengan tetangganya, Sahara.

"Saya pernah ditanya Pak RT, apakah mau damai? Saya jawab iya," kata Yai Mim dikutip dari podcast bersama Denny Sumargo, Rabu (1/10/2025).

"Tapi dengan syarat pertama tidak parkir di jalan, kedua anaknya (Sahara) tidak atau jangan ke rumah saya. selesai urusan tidak akan ada masalah lagi," imbuhnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yai Mim bahkan sejak awal ingin berniat damai hingga bisa kembali bertetangga dengan rukun dan baik. Sebab, masalah yang ada selama ini dinilai remeh, yakni persoalan parkir kendaraan milik tetangganya yang menghalangi jalan keluar masuk rumahnya.

ADVERTISEMENT

"Kami mau (damai), karena kami manusia. Masalah sebenarnya sangat remeh, hanya masalah parkir, dan anaknya karena jika anaknya masuk rumah, ibunya (Sahara) ikut," tegasnya.

Kendati begitu, Yai Mim bersama istrinya Rosida rela untuk meninggalkan rumah yang baru ditempati tersebut usai mendapat surat penolakan warga.

"Iya (pikiran pindah). Mau gak mau semua sepakat mengusir saya, saya pindah dan rumah saya jual. Saya minta tenggat waktu sampai rumah saya laku terjual," kata Yai Mim.

Ia juga mengaku ia sebenarnya tak berniat membawa persoalan ini ke jalur hukum. Langkah itu terpaksa diambil karena Sahara memilih melaporkan dirinya.

"Karena Mbak Sahara sudah melaporkan saya, kalau saya gak dilaporkan dan Sahara menarik ucapan, saya akan memaafkan, saya dosen tasawuf, selalu kasih kepada sesama," ucapnya.

Yai Mim pun menyampaikan beberapa penggal kalimat sebagai penanda dirinya tak memendam kebencian terhadap siapapun.

Menurutnya, semua orang harus mengembalikan segala hal kepada dirinya. Dia pun menyakini langkah itu bisa akan menunjukkan mana benar dan salah.

"Mari kembali ke awal, dan kembali pada diri masing-masing.Tanyakan ke dalam ilmu yang ada pada dadamu. Ilmumu akan memberi tahu yang benar dan salah," katanya.

"Kalau saya yang salah akan minta maaf. Kalau saya benar, mohon dihargai. Kalau Anda (Sahara) salah, saya akan memaklumi, dan kalau Anda (Sahara) sadar jika salah, untuk minta maaf kami akan memaafkan," pungkasnya.

Perselihan Yai Mim dan Sahara terus bergulir, hingga puncaknya puluhan warga sepakat menolak Yai Mim dan memintanya hengkang dari lingkungan setempat. Kasus ini sempat viral usai video Yai Mim guling-guling diunggah Sahara.

Pihak kecamatan dan kelurahan berupaya menyelesaikan polemik antar tetangga ini, dengan menggelar mediasi. Namun Yai Mim berhalangan hadir, karena berada di luar kota.

Keduanya juga saling melayangkan aduan ke Polresta Malang Kota atas dugaan fitnah dan pencemaran nama baik. Termasuk pelanggaran Undang-undang ITE.




(irb/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads