Habis Mengusir Eks Dosen UIN Malang dari Rumahnya Terbitlah Mediasi

Round Up

Habis Mengusir Eks Dosen UIN Malang dari Rumahnya Terbitlah Mediasi

Amir Baihaqi - detikJatim
Selasa, 30 Sep 2025 08:50 WIB
Warga dan berbagai unsur hadir di kantor Kelurahan Merjosari
Mediasi warga Perumahan Joyogrand Kavling Depag III di kantor Kelurahan Merjosari gagal digelar karena Yai Mim di luar kota (Foto: M Bagus Ibrahim/detikJatim)
Malang -

Pemerintah Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang akhirnya turun tangan memediasi konflik eks dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang Imam Muslimin alias Yai Mim dengan tetangganya, Sahara.

Mediasi digelar di kantor Kelurahan Merjosari, Senin (29/9) sore tapi ditunda. Hadir dalam mediasi tersebut, Camat Lowokwaru, Lurah Merjosari, Babinsa, Bhabinkamtibnas, Ketua RT dan RW serta Sahara, tetangganya yang mengusir Yai Mim.

"Hari ini sebenarnya kita bermaksud untuk melakukan mediasi untuk menyelesaikan permasalahan ini. Namun, karena salah satu pihak dalam konflik ini tidak hadir, maka mediasi ditunda," kata Camat Lowokwaru, Rudi Cahyono ditemui detikJatim, Senin (29/9/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rudi mengatakan bahwa mediasi antara Yai Mim dan tetangganya ini akan kembali dijadwalkan ulang dalam waktu dekat. Sebab, dengan begitu, persoalan yang sudah berlarut-larut bisa segera terselesaikan.

"Kalau informasi yang kami dapat pak Imam masih ada di Jakarta. Sedangkan untuk kuasa hukum yang akan mewakili tadi mengabari kalau berhalangan hadir," kata Rudi.

ADVERTISEMENT

Karena mediasi ditunda, pertemuan tersebut dimanfaatkan oleh pihak Kelurahan Merjosari untuk mendapatkan informasi dari pihak Sahara terkait soal konflik yang sebenarnya terjadi. Informasi ini kemudian ditampung sebagai bahan pertimbangan dalam mediasi nanti.

Ironisnya, mediasi yang difasilitasi pihak kecamatan ini baru digelar setelah Yai Mim diusir tetangganya di Perumahan Joyogrand Kavling Depag III. Yai Mim diusir karena dinilai tetangga banyak membuat kegaduhan.

Pengusiran dilakukan setelah warga menggelar pertemuan yang membahas konflik antara Yai Mim dan Sahara. Hasilnya, warga sepakat mengusir Yai Mim dan istrinya, padahal Yai Mim menempati tanah dan rumahnya sendiri.

Rosida Vignesvari, istri Yai Mim menuturkan bagaimana awal mula konflik dengan Sahara bermula saat menyedekahkan tanahnya depan rumahnya yang dibeli pada tahun 2007. Sebab saat itu, pengembang meminta sebagian tanah yang dibeli untuk disedekahkan sebagai fasilitas umum atau jalan.

"Dulu tahun 2007 waktu beli tanah ke pengembang bilang kepada saya supaya sedekah jalan. Karena jalan masuk ke kavling hanya setapak dan sempit. Jadi jalan di depan rumah kami itu adalah tanah yang kami beli," beber Rosida, Senin (29/9/2025).

Dari sini lah, lanjut Rosida kemudian persoalan muncul. Sebab tanah yang diwakafkan itu kemudian dipaggari Sahara untuk kandang kambing dan parkir sejumlah mobil rentalnya.

Yai Mim kemudian menegur Sahara agar tak mendirikan bangunan di atas tanah yang telah disedekahkan sebagai fasilitas umum. Psalnya, pagar itu tepat bersebelahan dengan akses jalan.

Oleh karena itulah, kata Rosida, pihaknya sangat keberatan apabila tanah sedekah tersebut justru dipasang pagar untuk kandang hewan ternak ataupun parkir kendaraan.

"Jadi tanah sedekah untuk jalan, bukan untuk parkir mobil rental atau pagar kandang. Dan keberatan pula dipakai untuk parkir mobil-mobil Sahara. Dulu sangat sering parkir di depan rumah saya," ujarnya.

Terpisah, saat dikonfirmasi, Sahara menyebut bahwa lahan tersebut bukan milik Yai Mim namun orang lain. Sahara berdalih Yai Mim menempati area komplek kurang lebih setahun yang lalu. Sedangkan dirinya sudah hampir 5 tahun.

"Kami ada bukti dan keterangan pemilik, bahwa tanah itu bukan milik dia (Imam Muslimin) dan tanah tersebut ada yang punya bukan tanah waqaf," kata Sahara.

Sejak saat itu lah, persolan Yai Mim dengan Sahara terus menggelinding bahkan di luar subtansi persoalan tanah. Seperti beredarnya video Yai Mim guling-guling, pura-pura stroke hingga muncul dugaan pelecehan.

Akibat diviralkan dengan narasi negatif ini, Yai Mim akhirnya kehilangan pekerjaannya sebagai dosen di UIN Malang. Yai Mim pun memberi klarifikasi terkait video-videonya tersebut sebagai framing jahat yang ingin menjatuhkan dirinya.

"Itu fitnah keji yang dilakukan oleh orang yang hasut terhadap saya. Dan semuanya tidak ada satu pun yang benar," ujar Imam, Selasa (16/9/2025).

Imam menuding video yang beredar di TikTok sudah dipelintir. Ia menyebut Sahara lah yang justru mem-framing dirinya. "Berita yang beredar di tiktok itu semua di framing oleh ibu Sahara. Sebenarnya ibu Sahara lah yang mohon maaf 'minta kepada saya' maksudnya bisa minta artikel, bisa minta tulisan," tambahnya.

Imam menegaskan dirinya tidak mungkin melakukan perbuatan seperti yang dituduhkan. "Saya ini orang yang anti zina. Kenapa? Saya ini khafidul quran dan saya hamilul quran," terang Imam.

Meski telah memberikan klarifikasi dan bersedia mundur dari profesinya sebagai dosen rupanya belum cukup. Sebab warga Perumahan Joyogrand Kavling Depag ternyata mengadakan pertemuan dan memutuskan untuk mengusir Yai Imam dari rumahnya sendiri.

Lagi-lagi, Yai Mim dan istrinya pun memilih mengalah dan menerima keputusan pengusiran tersebut. Yai Mim dan istrinya kini berencana akan pindah dan menjual rumahnya di Perumahan Joyogrand Kavling Depag.




(hil/abq)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads