Gunung Semeru, puncak tertinggi di Pulau Jawa, tidak hanya memikat para pendaki dengan panorama alamnya yang dramatis, tetapi menyimpan kekayaan hayati yang luar biasa. Gunung ini menjadi habitat berbagai jenis flora dan fauna.
Keanekaragaman hayati di Gunung Semeru mencerminkan adaptasi alam terhadap ketinggian dan kondisi lingkungan yang ekstrem. Dari hutan pegunungan yang rimbun di kaki gunung hingga vegetasi sub-alpin di lereng tinggi, berbagai spesies tumbuhan dan hewan hidup berdampingan dalam ekosistem yang seimbang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gunung Semeru
Gunung Semeru, dikenal juga dengan sebutan Mahameru, menjulang setinggi 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl), menjadi puncak tertinggi di Pulau Jawa. Semeru berada di dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), yang mencakup wilayah pegunungan dan lembah seluas lebih 50.000 hektare.
Taman nasional ini menjadi rumah bagi beragam ekosistem, mulai dari hutan perbukitan, hutan pegunungan, hingga vegetasi sub-alpin yang khas di ketinggian ekstrem. Keanekaragaman hayati di TNBTS tidak hanya terlihat pada flora yang beraneka ragam, tetapi juga fauna yang unik dan sering sulit ditemui di tempat lain.
Kawasan ini pun memiliki nilai konservasi yang tinggi, sekaligus menjadi destinasi wisata alam yang populer, terutama bagi mereka yang ingin menyaksikan matahari terbit di Lautan Pasir Bromo atau keindahan Danau Ranu Kumbolo.
Gunung Semeru bukan hanya ikon alam Jawa Timur, tetapi simbol keindahan pegunungan tropis yang memikat para pendaki dan pencinta alam. Aktivitas vulkanik yang masih aktif menambah daya tarik, sekaligus tantangan bagi siapapun yang ingin menapaki jalur menuju puncaknya.
Flora Gunung Semeru
Dilansir UNESCO, flora di Gunung Semeru sangat beragam, mencerminkan perbedaan ekosistem berdasarkan ketinggian dan kondisi lingkungan. Berdasarkan penelitian, terdapat sekitar 1.025 spesies flora di kawasan TNBTS, termasuk 226 spesies anggrek dan 260 spesies tanaman obat serta hias. Berikut daftarnya.
1. Hutan Pegunungan Bawah
Pada ketinggian ini (sekitar 750-1.500 mdpl), hutan tropis basah mendominasi. Di sini, hidup spesies seperti mentigi (Vaccinium varingifolium), akasia (Acacia decurrens), dan cemara gunung (Casuarina junghuhniana). Kawasan ini juga kaya akan anggrek, dengan lebih dari 200 spesies yang tercatat.
2. Hutan Pegunungan Atas
Di ketinggian ini (sekitar 1.500-2.400 mdpl), vegetasi mulai didominasi spesies pionir seperti cemara gunung, akasia, dan kemlandingan gunung (Albizia lophantha). Tumbuhan bawah seperti alang-alang (Imperata cylindrica) dan edelweis Jawa (Anaphalis javanica) juga banyak ditemukan di sini.
3. Vegetasi Sub-Alpin
Pada ketinggian ini (>2.400 mdpl), vegetasi semakin jarang, dengan dominasi spesies seperti cemara gunung dan edelweis Jawa. Kawasan ini juga dikenal sebagai Arcopodo, yang merupakan batas vegetasi terakhir sebelum memasuki bukit pasir.
Fauna Gunung Semeru
Gunung Semeru juga merupakan rumah bagi berbagai spesies fauna, termasuk beberapa yang langka dan endemik. Terdapat sekitar 137 spesies burung, 22 spesies mamalia, dan empat spesies reptil yang tercatat di kawasan ini. Berikut daftarnya dirangkum dari berbagai sumber.
1. Mamalia
Beberapa mamalia yang dapat ditemukan di Gunung Semeru, antara lain macan tutul Jawa (Panthera pardus), musang (Paradoxurus hermaphroditus), kijang (Muntiacus muntjak), dan kancil (Tragulus javanicus).
2. Burung
Di antara spesies burung yang tercatat, terdapat elang Jawa (Nisaetus bartelsi), rangkong badak (Buceros rhinoceros), dan belibis (Anas gibberifrons) yang dapat ditemukan di sekitar Ranu Kumbolo.
3. Reptil
Gunung Semeru juga menjadi rumah bagi beberapa spesies reptil, termasuk ular kobra Jawa (Naja sputatrix) yang berperan sebagai pengendali populasi hewan kecil, serta berbagai kadal yang hidup di bawah bebatuan atau pepohonan.
Kehadiran reptil ini menunjukkan kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan yang beragam, dari hutan pegunungan basah di kaki gunung hingga vegetasi sub-alpin di lereng tinggi, sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem TNBTS.
Meskipun kaya keanekaragaman hayati, Gunung Semeru menghadapi tantangan besar dari spesies invasif. Tanaman seperti lavender (Verbena brasiliensis) dan kirinyuh (Chromolaena odorata) telah menyebar luas di kawasan ini, mengancam kelestarian spesies lokal.
Selain itu, aktivitas manusia seperti perkebunan sayuran dan kentang di sekitar lereng Semeru menyebabkan erosi dan sedimentasi yang berdampak pada ekosistem perairan, termasuk Danau Ranu Pani yang diperkirakan akan hilang jika tidak ada upaya konservasi yang serius.
(hil/irb)