Kisah Harjo Seputro Anak Penjual Ikan Asin Kini Jadi Wakil Rektor Untag

Kisah Harjo Seputro Anak Penjual Ikan Asin Kini Jadi Wakil Rektor Untag

Esti Widiyana - detikJatim
Rabu, 24 Sep 2025 21:00 WIB
Wakil Rektor I Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, Harjo Seputro ST MT
Wakil Rektor I Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, Harjo Seputro ST MT (Foto: Istimewa)
Surabaya -

Seseorang yang berhasil menduduki kursi wakil rektor tak selalu berlatar belakang orang tua mapan. Harjo Seputro ST MT salah satunya. Dia merupakan anak penjual ikan asin di pasar.

Harjo tumbuh di keluarga yang sederhana. Namun mimpi dan cita-citanya tak menghalangi latar belakangnya. Ia menganut nilai-nilai disiplin dan kerja keras yang diwariskan orang tuanya membentuk fondasi karakter.

Ia merupakan anak bungsu dari tujuh bersaudara. Ibunya seorang bakul ikan asin di pasar, sementara ayahnya adalah seorang veteran Angkatan Darat yang kemudian aktif di Koperasi Unit Desa (KUD) setelah pensiun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pria kelahiran Blitar, 3 Mei 1967 itu kini menjabat sebagai Wakil Rektor I Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya. Perjalanan hidupnya dapat menginspirasi, terutama bagi mereka yang bermimpi besar meski berasal dari latar belakang sederhana.

Dia mengingat bagaimana kehidupan masa kecil yang sederhana, namun orang tuanya tidak pernah berhenti menekankan disiplin serta pentingnya pendidikan. Bekal itu dia tanamkan dalam dirinya, bahkan mampu meraih beasiswa di setiap jenjang pendidikan, dari sekolah dasar hingga menengah kejuruan (SMK).

Lalu tahun 1988, ia melanjutkan pendidikan di Untag Surabaya, mengambil jurusan Teknik Mesin dengan fokus pada material. Ketika kuliah, ia harus menyambi bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup.

ADVERTISEMENT

Salah satu pekerjaan penting adalah mengelola Koperasi Mahasiswa Untag Surabaya, saat itu berkembang pesat di bawah kepemimpinannya. Harjo mengenang bagaimana koperasi mahasiswa itu sempat menjadi nomor satu di Surabaya dan menjadi rujukan kampus lain, sekaligus tempatnya belajar banyak tentang manajemen dan tanggung jawab.

"Setelah itu, saya mencoba bekerja di bidang yang sesuai dengan keahlian, bergabung dengan PT Karpindo Bahagia sebagai perencana dan drafter, sesuai dengan latar belakang pendidikan di bidang Teknik Mesin. Perusahaan ini bergerak di bidang pembuatan mesin-mesin untuk pabrik gula, dengan kantor cabang di Surabaya (saat itu berada di Jalan Ahmad Yani, kini lokasi tersebut telah menjadi Transmart)," cerita Harjo, Rabu (24/9/2025).

Sebagai perencana, Harjo bertugas mendesain dan menggambar komponen mesin yang digunakan dalam proses produksi gula. Pekerjaan ini melibatkan analisis kebutuhan mesin, penyusunan desain mekanis, serta memastikan rancangan sesuai dengan spesifikasi teknis dan standar kualitas.

Pria berusia 58 tahun ini juga terlibat dalam proses teknis lain yang berkaitan dengan implementasi desain, termasuk berdiskusi dengan tim produksi untuk memastikan kelayakan dari segi teknis dan ekonomis.

Selama dua tahun bekerja di perusahaan bidang pembuatan mesin untuk pabrik gula, Harjo mendapat banyak pengalaman di bidang permesinan, meski akhirnya memutuskan kembali ke Untag Surabaya karena alasan kesehatan. Keputusan itu membuka jalan baru bagi karier akademisnya, di mana memanfaatkan pengetahuan teknis dari industri untuk mengajar dan meneliti di bidang material dan teknik mesin.

Pada tahun 2000, Harjo melanjutkan pendidikan S2 di Fakultas Teknik Universitas Indonesia (UI), jurusan Metalurgi dan Material, dan lulus pada tahun 2002. Setelah itu mulai mengajar di Jurusan Teknik Mesin Untag Surabaya dan dipercaya sebagai Kepala Laboratorium.

Perjalanan karier akademiknya terus menanjak, hingga ia pernah menjabat sebagai Ketua Program Studi Teknik Mesin selama dua periode, Kepala Pusat Penelitian di LPPM Untag Surabaya, kemudian menjadi Wakil Ketua sekaligus sekretaris LPPM, sebelum akhirnya dipercaya sebagai Wakil Rektor I pada tahun 2021.

"Tahun akademik 2025-2029, saya kembali dipercaya memegang amanah sebagai Wakil Rektor I Untag Surabaya. Karier yang saya jalani benar-benar dimulai dari bawah, tanpa ada yang instan, melainkan melalui proses panjang," ujarnya.

Sebagai akademisi, Harjo aktif meneliti bidang metal matrix composite (MMC). Penelitiannya berfokus pada pemanfaatan abu dasar batu bara sebagai penguat material yang menghasilkan inovasi berupa piringan cakram, baut, mur, hingga bahan untuk propeller kapal.

"Pencapaian terbesarnya saya adalah berhasil memperoleh paten, yang tercatat sebagai paten pertama di Untag Surabaya, sebuah kebanggaan bukan hanya untuk dirinya, tetapi juga bagi kampus," katanya.

Dalam setiap penelitian, Harjo melibatkan mahasiswa untuk memberikan pengalaman langsung tentang riset dan inovasi. Saat ini, ia tengah menempuh pendidikan doktoral di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Meski belum lulus tepat waktu karena tanggung jawabnya sebagai Wakil Rektor, ia tetap optimistis dapat menyelesaikan studi dengan baik.

Baginya, keterlambatan di S3 hanya berdampak pada dirinya sendiri, sedangkan mengabaikan tugas sebagai Wakil Rektor akan memberi dampak besar bagi banyak orang.

Sebagai Wakil Rektor I, Harjo memiliki visi besar untuk menjadikan Untag Surabaya semakin berdaya saing di bidang akademik dan penelitian. Ia juga berkomitmen mendukung mahasiswa agar mampu berprestasi serta memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat.

"Bagi saya, kunci dari semua pencapaian adalah perencanaan matang, disiplin, kesabaran, dan ketekunan, karena tidak ada jalan pintas menuju kesuksesan," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(auh/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads