Seteru Eks Dosen UIN Malang Vs Tetangga Terus Memanas Akibat Tanah Waqaf

Seteru Eks Dosen UIN Malang Vs Tetangga Terus Memanas Akibat Tanah Waqaf

Muhammad Aminudin - detikJatim
Rabu, 24 Sep 2025 14:00 WIB
Eks dosen UIN Malang Imam Muslimin sesalkan tetangga dirikan pagar bambu
Eks dosen UIN Malang Imam Muslimin sesalkan tetangga dirikan pagar bambu (Foto: Tangkapan layar)
Malang -

Polemik antara eks dosen UIN Malang Imam Muslimin dengan tetangganya Sahara terus memanas. Kali ini, Sahara dituding telah 'mencaplok' tanah waqaf yang berada tepat di depan rumah Imam Muslimin.

Dalam unggahan di akun Instagramnya @mohammad_imam_muslimin, Imam terlihat menegur Sahara untuk tidak mendirikan bangunan di atas tanah orang lain.

Tampak depan rumah Imam Muslimin terpasang pagar bambu, lokasinya di Jalan Joyogrand Kavling Depag III Atas, Kelurahan Merjosari, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Tempat di mana Imam Muslimin selama ini tinggal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pagar itu juga berdiri bersebelahan dengan akses jalan. Imam Muslimin juga menyampaikan bahwa tanah itu telah diwaqafkan untuk fasilitas umum.

"Ini tanah tak waqafkan untuk fasum, Anda boleh lewat, tapi pakai aturan," ungkap Imam Muslimin seperti dilihat detikJatim, Rabu (24/9/2025).

ADVERTISEMENT

Imam Muslimin juga meminta Sahara beserta suaminya segera menggeser pagar bambu ke sisi utara dari bidang tanah yang telah diwaqafkan.

"Tolong ini (pagar bambu) segera digeser. Karena ini buat jalan, bukan untuk pagar kambing," ungkap Imam Muslimin.

Saat dikonfirmasi terkait unggahan video itu, Rosida Vignesvari, istri Imam Muslimin menyampaikan, pihaknya keberatan jika pagar bambu didirikan di atas tanah miliknya yang telah disedekahkan untuk fasilitas umum.

"Intinya, Pak Imam Muslimin keberatan jika pagar didirikan di tanah yang kami sedekahkan untuk jalan," ujar Rosida saat dihubungi melalui pesan WhatsApp, Rabu siang.

Rosida pun menceritakan, bahwa tanah yang disedekahkan berada depan rumahnya dibeli pada tahun 2007. Pengembang saat itu meminta sebagian tanah yang dibeli untuk disedekahkan sebagai fasilitas umum atau jalan.

"Dulu tahun 2007 waktu beli tanah ke pengembang bilang kepada saya supaya sedekah jalan. Karena jalan masuk ke kavling hanya setapak dan sempit. Jadi jalan di depan rumah kami itu adalah tanah yang kami beli," bebernya.

Oleh karena itulah, kata Rosida, pihaknya sangat keberatan apabila tanah sedekah tersebut justru dipasang pagar untuk kandang hewan ternak ataupun parkir kendaraan.

"Jadi tanah sedekah untuk jalan, bukan untuk parkir mobil rental atau pagar kandang. Dan keberatan pula dipakai untuk parkir mobil-mobil Sahara. Dulu sangat sering parkir di depan rumah saya," ujarnya.

Rosida juga mengungkapkan, pagar bambu tersebut dibuat oleh pekerja Sahara, minggu lalu.

Yang buat ramen (pagar bambu) tukang bangunan yang bekerja di Sahara dan Sopian (suaminya). Kamis minggu lalu," tegasnya.

Sementara itu, Sahara justru menyebut jika Imam Muslimin menempati area komplek kurang lebih setahun yang lalu. Sedangkan dirinya sudah hampir 5 tahun.

Sahara juga menegaskan, pihaknya memiliki bukit kuat bahwa akses jalan bukan milik Imam Muslimin.

"Kami ada bukti dan keterangan pemilik, bahwa tanah itu bukan milik dia (Imam Muslimin) dan tanah tersebut ada yang punya bukan tanah waqaf," kata Sahara dikonfirmasi terpisah.

Halaman 2 dari 2
(auh/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads