Lubang ambles atau sinkhole kembali muncul di Jalan Muharto, Kota Malang. Perbaikan langsung dilakukan setelah adanya laporan munculnya sinkhole tersebut.
Munculnya sinkhole awalnya beredar di media sosial. Insiden itu disebut terjadi pada Kamis (18/9/2025), kemarin.
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) Kota Malang langsung melakukan penanganan hari ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Bidang Bina Marga DPUPRPKP Kota Malang Kristiyan Bagus Muryanto memastikan bahwa perbaikan sinkhole di Jalan Muharto telah tuntas dilakukan.
Pihaknya juga menegaskan, titik sinkhole kali ini berbeda dengan lubang yang pernah diperbaiki tahun lalu.
"Sudah ditangani. Ini beda titik dengan yang tahun lalu, lokasinya agak ke timur," kata Kristiyan kepada wartawan, Sabtu (20/9/2025).
Kristiyan menduga sinkhole terjadi karena adanya rembesan air dari kebocoran pipa milik PDAM menjadi pemicu utama amblesnya tanah di lokasi tersebut.
"Kemungkinan besar dari PDAM," tegasnya.
Kemunculan sinkhole beberapa kali di Kota Malang mendapatkan perhatian dari akademisi.
Dosen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Alik Ansyori Alamsyah menjelaskan bahwa penyebab sinkhole bersifat kompleks dan tidak selalu sama.
"Bisa karena aliran air bawah tanah yang menggerus tanah dasar jalan, bisa juga karena kondisi tanah yang memang buruk," ujar Alik dikonfirmasi terpisah.
Menurut Alik, sinkhole terjadi bisa disebabkan oleh faktor alam seperti aliran air bawah tanah memang sulit dicegah.
Namun, jika penyebabnya adalah struktur tanah yang tidak stabil, langkah teknis berupa stabilisasi tanah dapat dilakukan sebagai upaya preventif.
Ali juga mengingatkan adanya faktor eksternal yang berpotensi memicu sinkhole, seperti aktivitas konstruksi berat di sekitar lokasi.
"Kadang karena pekerjaan berat seperti pemancangan pondasi. Getarannya bisa membuat tanah dasar runtuh," jelasnya.
Untuk mencegah kejadian serupa, Alik mendorong Pemerintah Kota Malang melakukan langkah strategis dan proaktif.
Pihaknya menekankan perlunya pendataan komprehensif mengenai wilayah dengan karakteristik tanah dasar yang lemah, disertai upaya stabilisasi di area rawan.
Selain itu, pemetaan aliran air bawah tanah dan pengawasan infrastruktur vital seperti pipa PDAM dinilai penting.
"Yang paling utama adalah kontrol rutin terhadap pipa PDAM. Kebocoran sekecil apa pun harus segera diperbaiki agar tidak merembes dan menggerus tanah hingga ambles," pungkasnya.
(auh/abq)