16 Rumah di Kampung Tengah Jalan Ahmad Yani Bakal Rata Akhir Oktober

16 Rumah di Kampung Tengah Jalan Ahmad Yani Bakal Rata Akhir Oktober

Esti Widiyana - detikJatim
Jumat, 19 Sep 2025 19:30 WIB
Kampung Tengah Jalan Ahmad Yani Mulai Dibongkar untuk Pembangunan Fly Over
Kampung Tengah Jalan Ahmad Yani Mulai Dibongkar untuk Pembangunan Fly Over (Foto: Esti Widiyana)
Surabaya -

Kampung Jemur Gayungan yang berada di tengah Jalan Ahmad Yani Surabaya telah dibongkar sejak akhir Agustus 2025 lalu. Pembongkaran yang tinggal 16 rumah itu ditargetkan tuntas akhir Oktober.

Kabid Pengadaan Tanah dan Penyelenggaraan Prasarana Sarana Utilitas DPRKPP Surabaya Farhan Sanjaya mengatakan, saat ini masih proses konsinyasi ke Pengadilan Negeri (PN).

"Tinggal 16 rumah dan sudah di konsinyasi (uang dititipkan ke PN, pembayaran menunggu masalah selesai)," kata Farhan saat dihubungi detikJatim, Jumat (19/9/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Farhan menyebut, saat ini Pemkot Surabaya sedang proses permohonan eksekusi sesuai ketentuan yang berlaku. Karena masih ada sengketa dan masalah di lokasi tersebut.

ADVERTISEMENT

Target penyelesaian konsinyasi pada akhir Oktober. Setelah itu kampung di tengah Jalan Ahmad Yani itu bakal rata oleh tanah, sehingga pembangunan fly over bisa dimulai.

"Target kami akhir Oktober atay awal November sudah clear lahannya, tapu ini masih lihat prosesnya di PN seperti apa, semoga dilancarkan prosesnya, jadi kalau mundurpun gak lama-lama," jelasnya.

Sebelumnya Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, ketika kampung di tengah Jalan Ahmad Yani sudah selesai diratakan, maka akan dilakukan proses pembangunan fly over du tahun 2026. Pengerjaannya akan dilakukan oleh Kementerian PUPR.

"Flyover, nanti dikerjakan oleh pemerintah pusat. Karena jalan nasional. Pembangunan tahun depan, pemerintah pusat, ya," kata Eri.

Terkait anggaran yang digelontorkan untuk pembangunan flyover nantinya menelan ratusan miliar.

"Sudah masuk di Inpres Jalan Daerah (IJD). Karena itu jalan nasional dimasukkan jalan daerah. Rp 300an (miliar) mungkin," ujarnya.

Eri mengatakan, bahwa flyover di kampung bundaran Taman Pelangi dipilih karena lebih efektif dibandingkan underpass. Apalagi untuk mengatasi kemacetan yang selalu terjadi, baik saat pagi maupun sore.

"Jika dibuat underpass, maka hanya satu sisi yang bisa digunakan. Sementara jika dibuat flyover, kendaraan bisa berputar balik sehingga lebih optimal. Dari arah menuju Bundaran Taman Pelangi bisa kembali ke arah tengah kota," pungkasnya.




(auh/abq)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads