Riwayat Kampung Jemur Gayungan RT O1 RW 03 yang berada di tengah Jalan A Yani sebentar lagi akan berakhir. Ini karena kampung yang berada di sisi utara Taman Pelangi itu mulai dibongkar.
Pembongkaran kampung itu dilakukan setelah warga mendapat konsinyasi atau sistem ganti rugi. Kampung itu dibongkar karena akan dibangun jalan flyover.
Pantauan detikJatim, terdapat 11 bangunan rumah yang masih berdiri kini sudah mulai diratakan. Sisa-sisa bongkahan bangunan rumah masih ada juga masih ada.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski demikian, separuhnya lagi masih ditinggali oleh warga. Tampak mereka masih bersantai di teras, anak-anak bermain layangan di tempat bangunan yang sudah dirobohkan, hingga beberapa pengendara lewat sebagai jalan pintas.
Pembongkaran ini sudah direncanakan sejak tahun 2024 untuk dijadikan flyover. Tujuannya untuk mengurai kemacetan di kawasan bundaran Taman Pelangi Jalan Ahmad Yani.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, pembongkaran rumah yang sudah diganti rugi dilakukan oleh Pemkot. Rumah yang belum diganti rugi akan diselesaikan bulan ini.
![]() |
"Pembongkaran kewajiban kita, pembangunannya dari pemerintah pusat, karena itu jalan nasional," kata Eri, Rabu (26/8/2025).
Pemkot tidak merelokasi warga di kampung tengah Jalan Ahmad Yani. Sebab sudah dilakukan konsinyasi. "Selesai di bulan ini, karena kita konsinyasi, selesai konsinyasi baru kita bayarkan. Konsinyasi, sistem ganti rugi," jelasnya.
Eri mengatakan, ketika kampung di tengah Jalan Ahmad Yani sudah selesai diratakan, maka akan dilakukan proses pembangunan flyover du tahun 2026. Pengerjaannya akan dilakukan oleh Kementerian PUPR.
"Flyover, nanti dikerjakan oleh pemerintah pusat. Karena jalan nasional. Pembangunan tahun depan, pemerintah pusat, ya," ujarnya.
Terkait anggaran yang digelontorkan untuk pembangunan flyover nantinya menelan ratusan miliar.
"Sudah masuk di Inpres Jalan Daerah (IJD). Karena itu jalan nasional dimasukkan jalan daerah. Rp 300an (miliar) mungkin," pungkasnya.
Eri mengatakan, bahwa flyover di kampung bundaran Taman Pelangi dipilih karena lebih efektif dibandingkan underpass. Apalagi untuk mengatasi kemacetan yang selalu terjadi, baik saat pagi maupun sore.
"Jika dibuat underpass, maka hanya satu sisi yang bisa digunakan. Sementara jika dibuat flyover, kendaraan bisa berputar balik sehingga lebih optimal. Dari arah menuju Bundaran Taman Pelangi bisa kembali ke arah tengah kota," kata Eri.
(auh/abq)