Sopir Bus Laka Maut 8 Meninggal di Jalur Bromo Masih Jalani Perawatan

Sopir Bus Laka Maut 8 Meninggal di Jalur Bromo Masih Jalani Perawatan

Praditya Fauzi Rahman - detikJatim
Selasa, 16 Sep 2025 20:02 WIB
Dirlantas Polda Jatim Kombes Iwan Saktiadi saat konferensi pers.
Dirlantas Polda Jatim Kombes Iwan Saktiadi saat konferensi pers di Mapolda Jatim. (Foto: Praditya Fauzi Rahman/detikJatim)
Surabaya -

Polisi memastikan sopir bus Ind's88 Trans yang mengalami kecelakaan menewaskan 8 penumpang di Jalur Bromo, Probolinggo masih menjalani perawatan akibat luka di lengan kanannya. Tangan kanan sopir bus itu retak.

Dirlantas Polda Jatim Kombes Iwan Saktiadi mengatakan hingga saat ini polisi belum bisa memintai keterangan lebih lanjut terhadap sang sopir bus karena yang bersangkutan masih menjalani perawatan.

"Sopir secara medis masih menderita retak pada tangan sebelah kiri, kami masih berkonsultasi dengan medis sampai sopir dalam keadaan sehat untuk dimintai keterangan," ujar Iwan dalam konferensi pers di Mapolda Jatim, Selasa (16/9/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dirlantas Polda Jatim, kata Iwan, sudah melakukan pemeriksaan tes urine terhadap sopir bernama Albahri asal Jember itu. Dia memastikan berdasarkan hasil tes urine tersebut Albahri tidak dalam pengaruh alkohol maupun narkoba.

Dia mengatakan berdasarkan pemeriksaan administrasi bus, polisi menemukan seluruh persyaratan sudah dalam keadaan lengkap. Termasuk pemilik bus pariwisata tersebut.

ADVERTISEMENT

"Kondisi bus dalam kondisi lengkap, baik administrasi pengemudi dan pemilik bus, kami lakukan tes pengaruh narkoba atau obat-obatan pada pengemudi dan hasilnya tidak didapati dalam pengaruh obat-obatan apapun, dalam kondisi sehat," kata Iwan saat konferensi pers di Ditlantas Polda Jatim.

Iwan mengatakan pihaknya juga telah bekerja sama dengan Jasaraharja untuk memberikan santunan pada keluarga korban lula ringan, berat, hingga meninggal dunia.

"Kami bekerja sama dengan Jasaraharja dan Korlantas Polri, telah menyalurkan hak-hak bagi korban meninggal dunia dan luka-luka," tuturnya.

Sebelumnya, Albahri (57) menyebutkan bahwa bus yang memuat 55 tenaga kesehatan RS Bina Sehat Jember bersama keluarganya itu mengalami rem blong. Bus itu melaju tak terkendali di jalan menurun di Jalur Utama Bromo, Jalan Raya Boto, Kecamatan Lumbang, Probolinggo.

Dia sebutkan bahwa sebelum tabrakan keras terjadi dia sudah merasakan bahwa rem bus yang dia kendarai sudah tidak enak saat tiba di wilayah Jatian, Desa Boto. Dia pun memutuskan menepi tapi tetap melajukan bus itu perlahan.

"Sampai di Jatian itu rem sudah tidak enak, akhirnya saya ke pinggir pelan-pelan. Malah sama pengendara di belakang saya itu sampai di klakson dan saya juga ikut klakson," kata Albahri, Minggu (14/9).

Selain melaju pelan, Albahri mengaku dia juga sempat memberitahu kondekturnya agar pergi ke belakang karena rem bus yang dikendarai sudah blong setelah sebelumnya merasa tidak enak.

"Sudah kerasa tidak enak, jadi saya langsung suruh Melo (Kondektur) ke belakang dan bilang kalau rem blong," kata Albahri.

Saat di Jatian itu, lanjut Albahri, ketika melintas di jalan yang sedikit naik dan menikung dia langsung memutuskan banting stir. Sebab di sisi jalan sebelah kiri itu banyak kendaraan melintas, baik itu mobil dan sepeda motor.

"Jadi saya langsung banting ke kanan, karena di depan itu kosong. Jadi rem blong itu sudah dari Jatian itu anginnya sudah tidak ada. Hand rem juga saya fungsikan tapi juga tidak bisa, saya sudah pasrah," katanya.

Peristiwa tragis itu terjadi Minggu siang sekitar pukul 11.45 WIB. Bus yang dikemudikan Albahri itu menabrak pembatas jalan kemudian menabrak pagar rumah dan sebuah sepeda motor dengan begitu keras.

Akibat tabrakan itu kaca bus di bagian depan dan samping kanan pecah. Berdasarkan kesaksian warga setempat sejumlah penumpang bahkan sempat terlempar dari bus. Delapan dari 55 penumpang dinyatakan meninggal, sedangkan puluhan lainnya mengalami luka-luka.




(dpe/abq)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads