Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) bersama Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan Jasa Raharja, turut memantau di lokasi kejadian kecelakaan maut di Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo.
Dalam pantauan tersebut, Kepala BPTD Kelas 2 Jawa Timur, Bambang Hermanto mengatakan, pihaknya bersama KNKT melaksanakan beberapa evaluasi terkait jalan di Jalur Bromo untuk meminimalisir kejadian kecelakaan ke depannya.
"Kalau masalah jalan sudah sesuai. Hanya masalah alinyemen vertikal saja atau turunan dan tanjakan saja. Idealnya memang ada di jalur penyelamat yang mana kalau ada kejadian rem blong atau yang lain harus diarahkan ke jalur penyelamat," kata Bambang, Senin (15/9/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh karena itu, menurut Bambang, ke depannya akan diperbaiki dan akan menambahkan rambu-rambu keselamatan atau bahkan perlengkapan-perlengkapan jalan dan peringatan untuk meminimalisir kecelakaan.
"Mungkin nanti akan ada rambu peringatan turunan dan lain sebagainya, termasuk jalur penyelamat yang idealnya sangat dibutuhkan. Intinya jalur penyelamat jadi atensi," ungkap Bambang.
Sementara Direktur Utama PT. Jasa Raharja, Dewi Aryani mengucapkan turut berduka cita atas tragedi kecelakaan maut yang menewaskan 8 orang wisatawan dan 44 luka-luka dari rombongan Nakes darj RSBS Jember.
"Terimakasih kepada Polda Jawa Timur dan juga Polres Probolinggo atas bantuannya sehingga para korban dapat segara ditangani. Untuk para korban nantinya akan kami berikan santunan," ujar Dewi.
"Masing-masing untuk korban meninggal dunia akan mendapat santunan sesuai dengan undang-undang sebesar Rp50 juta dan juga korban yang mengalami luka-luka dan kini masih dirawat di rumah sakit," pungkasnya.
(auh/hil)