Jawa Timur dikenal sebagai salah satu provinsi dengan jaringan jalan tol terlengkap di Indonesia. Kehadiran jalan tol yang saling terhubung membuat perjalanan antarwilayah semakin cepat, baik menuju kawasan industri, pusat ekonomi, hingga destinasi wisata populer.
Tak lagi sekadar jalur alternatif, tol di Jawa Timur kini menjadi infrastruktur vital yang menggerakkan roda perekonomian regional hingga nasional.
Sejarah Pembangunan Tol di Jawa Timur
![]() |
Sejarah pembangunan jalan tol di Jawa Timur dimulai sejak era 1970-an, meski perkembangannya baru pesat dalam dua dekade terakhir. Proyek perdana adalah Jalan Tol Surabaya-Gempol, yang menjadi cikal bakal jaringan tol di provinsi ini sekaligus penghubung utama Surabaya dengan wilayah selatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, pada masa awal, pembangunan berjalan lambat karena berbagai tantangan, terutama pembebasan lahan dan keterbatasan pendanaan. Percepatan baru benar-benar terjadi setelah pemerintah memasukkan infrastruktur sebagai prioritas pembangunan nasional.
Kebijakan dan Landasan Hukum
Pembangunan tol di Jawa Timur sejalan dengan Visi Indonesia 2045, yang menempatkan infrastruktur sebagai pilar penting menuju negara maju dan berkeadilan. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang RPJMN 2020-2024 juga menegaskan bahwa pembangunan tol bertujuan menghubungkan kawasan produksi dengan distribusi, membuka akses wisata, menciptakan lapangan kerja, serta meningkatkan nilai tambah ekonomi rakyat.
Salah satu target ambisius pemerintah adalah membangun 2.500 km tol baru serta memangkas waktu tempuh lintas utama pulau menjadi rata-rata 1,9 jam per 100 km. Jawa Timur menjadi salah satu wilayah yang paling gencar dalam mewujudkan target tersebut.
Baca juga: Pahlawan Pejuang Kemerdekaan Asal Jatim |
Ruas Tol Trans-Jawa di Jawa Timur
Sebagai bagian dari jaringan Tol Trans-Jawa, beberapa ruas tol di Jawa Timur menjadi tulang punggung konektivitas antarwilayah. Beberapa di antaranya adalah:
Surabaya-Mojokerto (SUMO): Mengurangi kemacetan di jalur nasional, menghubungkan Surabaya dengan kota industri di Mojokerto dan sekitarnya.
![]() |
Gempol-Pasuruan (Gempa) dan Pasuruan-Probolinggo (Paspro): Memfasilitasi distribusi barang dari kawasan industri Pasuruan dan Probolinggo.
Probolinggo-Banyuwangi (Probowangi): Meskipun masih dalam tahap pembangunan, ruas ini sangat strategis karena akan menjadi jalur utama yang menghubungkan Jawa dan Bali, mempermudah akses ke Pelabuhan Ketapang.
Tol Penghubung Wilayah Industri dan Wisata
Selain tol Trans-Jawa, sejumlah ruas tol penghubung di Jawa Timur juga berperan penting dalam integrasi ekonomi dan pariwisata:
- Surabaya-Gresik: Menghubungkan pusat kota Surabaya dengan kawasan industri Gresik dan Pelabuhan Internasional Tanjung Perak.
![]() |
- Gempol-Pandaan: Menghubungkan jalur utama Trans-Jawa dengan kawasan industri dan pariwisata di Pandaan.
- Pandaan-Malang: Mempermudah akses dari Surabaya dan sekitarnya menuju Malang, yang dikenal sebagai pusat pendidikan, pariwisata, dan kuliner.
![]() |
Ruas Tol Strategis Lainnya
Beberapa ruas tol lain juga mendukung kelancaran transportasi di Jawa Timur, baik yang sudah beroperasi maupun masih dibangun:
- Jalan Tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar (KLBM): Tol ini merupakan akses vital bagi kawasan industri di Gresik dan Sidoarjo. Tol KLBM membantu mengurangi beban lalu lintas di jalan nasional dan mempercepat distribusi barang dari dan menuju kawasan industri di dua kabupaten tersebut.
- Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi (Probowangi): Meskipun masih dalam proses pembangunan, ruas tol ini sangat strategis. Ketika selesai, tol ini akan menjadi penghubung terakhir dari jaringan Tol Trans-Jawa di bagian timur. Tujuannya adalah untuk mempermudah akses ke Pelabuhan Ketapang di Banyuwangi, yang merupakan gerbang utama menuju Pulau Bali.
![]() |
- Jalan Tol Waru-Juanda: Tol ini berfungsi sebagai akses langsung dari Jalan Tol Trans-Jawa menuju Bandara Internasional Juanda, Surabaya. Keberadaannya sangat penting untuk mempermudah mobilitas penumpang pesawat dan mempercepat waktu tempuh dari dan menuju bandara.
- Jalan Tol Pasuruan-Banyuwangi: Proyek ini merupakan bagian dari Tol Trans-Jawa yang terbagi dalam beberapa seksi. Ketika rampung, tol ini akan semakin memperlancar konektivitas di sepanjang pesisir utara dan timur Jawa Timur, membuka potensi ekonomi dan pariwisata yang lebih luas.
Dampak Ekonomi dan Pariwisata
Keberadaan jalan tol terbukti mendorong pertumbuhan ekonomi di berbagai daerah Jawa Timur. Kawasan industri baru tumbuh pesat di Mojokerto, Pasuruan, hingga Probolinggo. Akses yang semakin mudah juga membuat destinasi wisata seperti Gunung Bromo, Kawah Ijen, dan pantai-pantai selatan lebih ramai dikunjungi wisatawan.
Selain itu, tol juga mempercepat distribusi logistik, menekan biaya transportasi, dan membuka peluang terbentuknya pusat ekonomi baru di sekitar jalur utama. Dengan kontribusi Pulau Jawa terhadap 58% PDB nasional, peran Jawa Timur dalam jaringan Trans-Jawa sangat krusial sebagai motor pertumbuhan Indonesia bagian timur.
Dengan pembangunan yang terus berlanjut, jaringan tol di Jawa Timur bukan hanya mempermudah mobilitas, tetapi juga memperkuat posisi provinsi ini sebagai pusat ekonomi dan pariwisata. Tol-tol ini akan terus menjadi pilar utama bagi kemajuan Jawa Timur yang lebih modern, terhubung, dan kompetitif.
Artikel ini ditulis Fadya Majida Az-Zahra, peserta magang PRIMA Kemenag di detikcom.
(ihc/abq)