Jawa Timur dikenal sebagai salah satu daerah yang banyak melahirkan pahlawan pejuang kemerdekaan Indonesia. Dari bumi Majapahit inilah lahir tokoh-tokoh penting yang berjuang dengan gagah berani melawan penjajah demi tegaknya kedaulatan bangsa. Pahlawan asal Jawa Timur tidak hanya bergerak di medan pertempuran, tetapi juga aktif dalam bidang politik, pendidikan, hingga pemikiran kebangsaan.
Perjuangan para pahlawan tersebut tak hanya berbekas pada catatan sejarah, tetapi juga menjadi sumber inspirasi bagi generasi muda saat ini. Mereka mengorbankan jiwa, raga, dan harta demi mewujudkan Indonesia yang merdeka, bersatu, dan berdaulat. Semangat juang inilah yang kemudian diwariskan dan terus dikenang setiap peringatan Hari Kemerdekaan. Jawa Timur pun hingga kini masih identik dengan jiwa nasionalisme yang kuat dan keberanian menghadapi tantangan.
9 Pahlawan Pejuang Kemerdekaan asal Jatim
Mengenang jasa para pahlawan asal Jawa Timur bukan sekadar mengenang masa lalu, melainkan juga menjadi pengingat agar kita senantiasa menjaga persatuan bangsa. Dengan memahami kisah perjuangan mereka, generasi sekarang diharapkan dapat meneruskan cita-cita luhur kemerdekaan Indonesia. Berikut beberapa diantaranya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Ir. Soekarno
|
Ir. Soekarno juga dikenal sebagai Bapak Proklamator dan presiden pertama Republik Indonesia. Pahlawan nasional yang berasal dari Jawa Timur ini lahir di Surabaya pada 6 Juni 1901.
Kontribusi dan perannya yang begitu besar terhadap perjalanan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan tak hanya menjadikannya sebagai sosok yang dihormati tak hanya di kalangan para pejuang nasional, tetapi juga di antara para pemimpin negara yang disegani.
Sejak kecil Soekarno dikenal sebagai anak yang berprestasi dan mampu menguasai banyak bahasa. Kemampuan orasinya yang luar biasa, serta pemikirannya yang visioner berhasil menggerakkan semangat rakyat untuk melawan penjajah.
Ir. Soekarno juga merupakan sosok penting di balik perumusan dasar negara yang akhirnya melahirkan Pancasila. Gagasan tersebut kemudian dikemukakan dalam sidang BPUPKI pada tanggal 1 Juli 1945.
2. H. O. S Cokroaminoto
Selanjutnya, H.O.S Tjokroaminoto merupakan salah satu tokoh penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia yang berasal dari Jawa Timur. Ia lahir di Madiun tanggal 16 Agustus 1882.
H.O.S Tjokroaminoto sempat mengenyam pendidikan di OSVIA (Opleidingsschool Voor Inlandsche Ambtenaren), kemudian ia bekerja sebagai juru tulis patih di Ngawi. Setelah itu, Tjokroaminoto diangkat sebagai pembantu utama patih di Ngawi.
Akrab dengan julukan "Bapak Pergerakan Nasional," H.O.S. Tjokroaminoto dikenal atas jasa dan peran besarnya sebagai pemimpin Sarekat Islam, salah satu organisasi pergerakan rakyat pertama di Indonesia. Ia memiliki ide dan gagasan yang sangat berpengaruh, terutama di kalangan rakyat jelata, dengan pemikiran yang konsisten berpihak pada kepentingan Tanah Air dan kaum pribumi yang tertindas.
Tak hanya itu, pemikiran dan perjuangannya turut menginspirasi para kaum terpelajar yang turut memainkan peran penting dalam sejarah bangsa di antaranya seperti Soekarno, Kartosuwiryo, Alimin, Musso, Semaoen, dan lain-lain.
3. KH. Mas Mansoer
K.H. Mas Mansoer merupakan salah satu tokoh perjuangan kemerdekaan asal Jawa Timur, yang tepatnya lahir pada tanggal 25 Juni 1896 di Surabaya. Mas Mansoer tumbuh dalam keluarga yang memiliki latar belakang agama dan tradisi pesantren yang kuat.
Melansir dari laman resmi Perpustakaan UMY, ketika masih kecil Mas Mansoer mempelajari ilmu keagamaan bersama sang ayah, dan belajar di Pesantren Sidosermo. Kemudian pada tahun 1906, ketika berusia 10 tahun dirinya pindah ke Pondok Pesantren Demangan, Bangkalan Madura.
Selain giat dalam mengembangkan ilmu keagamaannya, Mas Mansoer juga terlibat sebagai aktivis yang memperjuangkan kemerdekaaan Tanah Air. Hal ini dibuktikan melalui keterlibatannya dalam organisasi Sarekat Islam.
Kemudian, di masa pendudukan Jepang, Mas Mansoer tergabung dalam empat serangkai bersama dengan Ir. Soekarno, Moh. Hatta, dan Ki Hajar Dewantara. Dari keempat tokoh inilah, Jepang lalu membentuk Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA) pada tanggal 16 April 1943. Namun, pada tahun 1944, Mas Mansoer mengundurkan diri dari empat serangkai, dan kedudukannya digantikan oleh Muhammadiyah Ki Bagoes Hadikoesoemo.
4. Supriyadi
Supriyadi merupakan pahlawan kemerdekaan yang berasal dari Trenggalek, Jawa Timur. Ia dikenal sebagai tokoh muda pemberani yang terlibat sebagai anggota Pembela Tanah Air (PETA) yang melakukan aksi pemberontakan terhadap Jepang karena sistem kerja paksa yang dinilai telah memicu berbagai bentuk penindasan dan penderitaan rakyat.
Jiwa nasionalisme Supriyadi telah terbentuk sejak ia masih kecil, ketika mendengar cerita kepahlawanan para wayang dan sikap hidup kesatria dari kakek tirinya.
Pada tanggal 14 Februari 1945 dini hari, Supriyadi memimpin aksi pemberontakan kepada tentara Jepang. Sayangnya, serangan tersebut dibalas dengan skala yang lebih besar, sehingga banyak pejuang yang ditangkap dan diadili.
Penetapan Supriyadi sebagai pahlawan nasional tercantum dalam Surat Keputusan Presiden RI Nomor 063/Tk/Tahun 1975 tanggal 9 Agustus 1975.
5. Soetomo
![]() |
Soetomo atau yang memiliki nama asli Soebroto merupakan salah satu pahlawan kemerdekaan RI yang lahir pada tanggal 30 Juli 1888 di Desa Ngepah, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Berasal dari keluarga bangsawan Jawa, membuat Soetomo memiliki akses untuk mendapatkan akses pendidikan formal.
Setelah lulus dari Europeesche Lagere School (ELS) Soetomo melanjutkan pendidikannya ke STOVIA, sekolah dokter untuk pribumi. Selama bersekolah di STOVIA, Soetomo memulai perjalanannya sebagai aktivis politik.
Hingga pada tanggal 20 Mei 1908, Soetomo mendirikan organisasi Budi Utomo bersama rekan-rekannya di STOVIA. Setelah kembali ke Indonesia, Soetomo mendirikan organisasi Indonesische Studieclub (IS) pada tanggal 11 Juli 1924, yang kemudian berubah nama menjadi Partai Bangsa Indonesia (PBI).
Tak berhenti sampai di situ, kontribusinya dalam dunia politik juga dilanjutkan dengan dipilihnya sebagai anggota dewan kota (Gemeenteraad) di Surabaya. Namun, tak berlangsung lama hingga Ia mengundurkan diri dari jabatannya karena kecewa dengan sistem yang tidak memihak pada rakyat.
6. Mayjen Moestopo
Mayor Jenderal Prof. Dr. Moestopo merupakan salah satu pahlawan kemerdekaan yang berasal dari Kediri, Jawa Timur yang lahir pada tanggal 13 Juni 1913. Selain dikenal sebagai dokter gigi dan pejuang kemerdekaan, Ia juga merupakan pendiri Universitas Porf. Dr. Moestopo pada tahun 1962.
Pada masa pertempuran di Surabaya tanggal 10 November 1945, Moestopo memimpin pasukan pejuang dalam mempertahankan Surabaya. Ia menolak ultimatum Inggris dan mengorganisir perlawanan meskipun saat itu hanya bersenjatakan bambu runcing.
Warisan semangat perjuangan dan dedikasinya dalam mempertahankan kemerdekaan menjadikan Mayjen Moestopo sebagai pahlawan nasional yang dikenang dalam sejarah panjang perjuangan bangsa.
7. Jenderal Basuki Rahmat
Jenderal Basuki Rahmat merupakan salah satu pahlawan nasional yang berasal dari Tuban, Jawa Timur.
Basuki Rahmat termasuk dalam tiga jenderal utusan Soeharto yang turut menjadi saksi penandatanganan Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) yang menjadi titik awal peralihan kekuasaan dari Soekarno ke Jenderal Soeharto.
Selain itu, Basuki Rahmat juga terlibat dalam pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR) Maospati, serta memimpin Batalyon 16 dalam misi mempertahankan Kota Bojonegoro dalam Agresi Militer II Belanda.
Basuki Rahmat juga dikenal sebagai tokoh yang paling cepat menerima gelar pahlawan nasional, yakni tepat sehari setelah kematiannya pada tanggal 9 Januari 1969, ia menyandang gelar pahlawan nasional.
8. Raden Mas Tumenggung Ario Suryo
![]() |
Raden Mas Tumenggung Ario Soerjo atau yang lebih dikenal sebagai Gubernur Suryo merupakan pahlawan pejuang kemerdekaan yang lahir pada tanggal 9 Juli 1898 di Magetan, Jawa Timur.
Tokoh pahlawan yang satu ini juga dikenal sebagai gubernur pertama Provinsi Jawa Timur. Sebagai pemimpin yang tegas dan Visioner, Gubernur Suryo berperan besar dalam perlawanan rakyat Jawa Timur terhadap Inggris.
Ia membuat perjanjian gencatan senjata dengan komandan Inggris, Brigadir Jenderal Mallaby pada tanggal 26 Oktober 1945 di Surabaya. Meski demikian, pertempuran tetap pecah selama tiga hari yakni pada tanggal 28-30 Oktober 1945.
Ia wafat pada tanggal 10 September 1948 dan ditetapkan sebagai salah satu Pahlawan Nasional. Kini, jasanya diabadikan dalam Monumen Suryo, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi.
9. KHHasyim Asy'ari
![]() |
KH Hasyi Asy'ari adalah salah satu tokoh penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, khususnya dari Jawa Timur. Ia lahir pada tanggal 14 Februari 1871 di Jombang dan dikenal mengisi masa mudanya dengan membekali diri dengan ilmu-ilmu keagamaan di sejumlah pesantren. KH Hasyim Asy'ari juga dikenal sebagai pendiri Nahdlatul Ulama (NU) pada tahun 1926.
Selain berperan sebagai pendidik dan pemimpin agama, KH. Hasyim Asy'ari berperan besar dalam membangun semangat kebangsaan di kalangan umat Islam. Puncak perjuangannya ada pada peristiwa Resolusi Jihad tanggal 22 Oktober 1945 yang dikeluarkan sebagai bentuk respon terhadap ancaman akan kembalinya penjajahan oleh pasukan Sekutu setelah Perang Dunia II.
Dalam peristiwa heroik yang meletus di Surabaya pada tanggal 10 November 1945, Hasyim Asy'ari berperan dalam mengorganisir ribuan santri dan ulama untuk berperang, sekaligus memimpin pertahanan untuk wilayah darat.
Pahlawan pejuang kemerdekaan asal Jawa Timur ini mengajarkan semangat juang dan dedikasi yang menjadi warisan berharga bagi bangsa Indonesia hingga hari ini.
(irb/ihc)