Daftar Perguruan Silat Terbesar di Jawa Timur, Ada Apa Saja?

Daftar Perguruan Silat Terbesar di Jawa Timur, Ada Apa Saja?

Muhammad Faishal Haq - detikJatim
Senin, 08 Sep 2025 01:00 WIB
Kejuaraan Pencak Silat Piala Panglima TNI (Maulana Ilhami Fawdi/detikcom)
Kejuaraan Pencak Silat Piala Panglima TNI Foto: (Maulana Ilhami Fawdi/detikcom)
Surabaya -

Jawa Timur dikenal sebagai salah satu pusat perkembangan seni bela diri pencak silat di Indonesia. Di provinsi ini, silat bukan sekadar olahraga atau keterampilan fisik, melainkan juga bagian dari budaya, spiritualitas, dan identitas sosial masyarakat. Tak heran, beberapa perguruan silat besar tumbuh dan berkembang di Jatim, bahkan memiliki jutaan anggota yang tersebar di seluruh Indonesia hingga mancanegara.

Bagi masyarakat Jawa Timur, perguruan silat bukan sekadar tempat belajar bela diri. Lebih dari itu, perguruan menjadi wadah untuk membangun persaudaraan, menanamkan nilai kebangsaan, serta melestarikan budaya warisan leluhur.

Keberadaan perguruan silat besar di Jawa Timur bahkan sering memengaruhi dinamika sosial. Pada beberapa momen, mereka menjadi bagian penting dari kegiatan masyarakat, mulai dari pengamanan acara budaya, kegiatan keagamaan, hingga event olahraga nasional dan internasional.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perguruan Silat di Jawa Timur

Perguruan silat di Jawa Timur biasanya tidak hanya fokus pada teknik bertarung, tetapi juga menanamkan nilai persaudaraan, kebersamaan, dan pendidikan moral. Hal ini membuat keberadaan mereka bukan sekadar komunitas bela diri, tetapi juga organisasi sosial dengan pengaruh yang luas. Lalu, perguruan mana saja yang masuk daftar terbesar di Jawa Timur?

ADVERTISEMENT

1. Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT)

Persaudaraan Setia Hati TeratePersaudaraan Setia Hati Terate Foto: Istimewa (dok. PSHT)

PSHT bisa dibilang sebagai perguruan silat dengan anggota terbanyak di Jawa Timur, bahkan di Indonesia. Perguruan ini berpusat di Madiun, kota yang sering disebut sebagai "Kota Silat". PSHT berdiri pada tahun 1922 dan telah melahirkan jutaan anggota yang tersebar di berbagai daerah, dari tingkat desa hingga kota besar.

Dilansir dari laman resmi, PSHT termasuk salah satu dari sepuluh perguruan silat yang turut mendirikan Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) pada kongres pencak silat tanggal 28 Mei 1948 di Surakarta. Sejak berdirinya hingga sekarang, PSHT tidak pernah absen dalam setiap kegiatan IPSI.

PSHT mengajarkan pencak silat sebagai sarana pembentukan karakter. Tidak hanya soal teknik pukulan, tendangan, atau jurus, tetapi juga soal membangun rasa persaudaraan, disiplin, dan tanggung jawab sosial. Anggota PSHT sering terlibat dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan, termasuk bakti sosial, pengamanan lingkungan, hingga kegiatan budaya.

Besarnya anggota PSHT membuat setiap kegiatan pengesahan warga baru selalu menjadi perhatian publik. Ribuan pesilat berkumpul dalam sebuah acara yang tidak hanya sarat dengan nuansa kebersamaan, tetapi juga menjadi bukti kuatnya solidaritas antaranggota.

2. Persaudaraan Setia Hati Winongo Tunas Muda

Masih dari Madiun, perguruan ini juga punya basis massa yang sangat besar. SH Winongo merupakan saudara tua dari PSHT karena berasal dari akar yang sama, yakni perguruan Setia Hati yang didirikan oleh Ki Ngabehi Soerodiwirjo.

SH Winongo menekankan ajaran kesederhanaan, persaudaraan, serta pengendalian diri dalam setiap pengajaran bela diri. Meskipun kerap dianggap rival dari PSHT, kedua perguruan ini sama-sama memiliki peran besar dalam membesarkan pencak silat di Jawa Timur.

Keberadaan SH Winongo juga lekat dengan masyarakat akar rumput, terutama di wilayah Mataraman. Perguruan ini sering hadir dalam kegiatan sosial masyarakat, menjadikan silat sebagai sarana mempererat hubungan antarwarga.

3. Pagar Nusa

Pagar Nusa BanyuwangiPagar Nusa Banyuwangi Foto: Eka Rima

Dilansir dari situs resminya, pada tanggal 3 Januari 1986, para ulama dan aktivis pencak silat di kalangan NU menyelenggarakan pertemuan dan musyawarah di Pondok Pesantren Lirboyo, dan di pertemuan inilah disepakati pembentukan organisasi pencak silat di bawah naungan NU dengan nama "Pagar Nusa".

Perguruan silat yang berada di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU) ini menjadi salah satu kekuatan besar di Jawa Timur. Dengan basis pesantren yang sangat banyak di Jatim, Pagar Nusa tumbuh pesat dan kini menjadi wadah utama bagi santri untuk belajar bela diri sekaligus memperdalam nilai spiritual.

Pagar Nusa menekankan keseimbangan antara kekuatan fisik, mental, dan keimanan. Selain jurus silat, anggota juga diajarkan doa-doa, dzikir, serta nilai kebangsaan. Karena itu, Pagar Nusa kerap tampil bukan hanya di arena pertandingan, tetapi juga dalam kegiatan keagamaan, pengajian, hingga pengamanan acara besar NU.

4. Tapak Suci Putera Muhammadiyah

Anggota kepanduan dan pencak silat putra Muhammadiyah, Tapak Suci asal Madrasah Mualimin Jogja long march ke arena muktamar di Solo, Jumat (11/11/2022).Anggota kepanduan dan pencak silat putra Muhammadiyah, Tapak Suci asal Madrasah Mualimin Jogja long march ke arena muktamar di Solo, Jumat (11/11/2022). Foto: dok peserta long march

Jika NU punya Pagar Nusa, Muhammadiyah memiliki Tapak Suci. Perguruan silat ini juga memiliki basis kuat di Jawa Timur, terutama di sekolah dan kampus Muhammadiyah yang tersebar di hampir seluruh kota dan kabupaten.

Dilansir dari situs resminya, Tapak Suci, adalah sebuah aliran, perguruan, dan organisasi pencak silat yang merupakan anggota Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI).

Tapak Suci lahir dengan misi mengajarkan bela diri yang berlandaskan pada nilai-nilai Islam modern. Selain menguasai jurus silat, kader Tapak Suci juga dibekali dengan pembinaan akhlak, kepemimpinan, dan semangat perjuangan. Tak heran, banyak atlet silat nasional berasal dari perguruan ini.

Kera Sakti
Perguruan Kera Sakti berasal dari Madiun dan dikenal dengan gaya khasnya yang lincah, meniru gerakan monyet atau kera. Kera Sakti berdiri tahun 1980-an dan berkembang pesat di kalangan anak muda, terutama karena gaya silatnya yang unik, atraktif, dan mudah dipelajari.

Nama dari perguruan ini semula adalah IKS. PI yang artinya adalah Ikatan Keluarga Silat "Putera Indonesia" tetapi ketika perguruan mulai berkembang diberi nama tambahan "Kera Sakti" dibelakangnya, sebab masyarakat maupun Murid-murid perguruan lebih mengenal nama jurus perguruan yaitu teknik jurus keranya daripada nama asli perguruan.

Selain bela diri, Kera Sakti juga menekankan nilai persaudaraan serta kesederhanaan. Perguruan ini kerap tampil dalam festival seni bela diri, bahkan merambah ke luar negeri dengan mendirikan cabang di Malaysia, Singapura, dan beberapa negara lain.

5. Merpati Putih

Berbeda dengan perguruan silat lainnya, Merpati Putih dikenal sebagai perguruan yang fokus pada pengolahan tenaga dalam. Perguruan yang berdiri sejak 1550-an ini mengajarkan teknik pernapasan, konsentrasi, serta pengendalian energi tubuh.

Di Jawa Timur, Merpati Putih memiliki banyak cabang dan pengikut. Perguruan ini terkenal karena atraksi kekuatan fisik luar biasa, seperti mematahkan besi atau mengangkat beban berat dengan teknik pernapasan. Selain itu, Merpati Putih juga menekankan filosofi kelembutan dan pengendalian diri.

Dilansir dari laman resminya, Saat ini MP merupakan salah satu anggota Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSI) dan Martial Arts Federation For World Peace (MAFWP) serta Persekutuan Pencak Silat Antar Bangsa atau PERSILAT (International Pencak Silat Federation).

Dengan jutaan anggota yang tersebar di seluruh Jawa Timur, perguruan silat seperti PSHT, SH Winongo, Pagar Nusa, Tapak Suci, Kera Sakti, dan Merpati Putih bukan hanya menjadi kebanggaan daerah, tetapi juga simbol kekayaan budaya Indonesia. Fenomena ini menunjukkan bahwa silat di Jawa Timur bukan sekadar olahraga, melainkan identitas yang melekat kuat dalam kehidupan sehari-hari masyarakatnya.

Artikel ini ditulis Muhammad Faishal Haq, peserta magang PRIMA Kemenag di detikcom.




(ihc/auh)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads