Program Makanan Bergizi (MBG) yang seharusnya mendukung kesehatan dan gizi anak-anak justru menimbulkan insiden tak terduga di Kabupaten Pamekasan. Puluhan siswa mengalami keracunan usai menyantap makanan dari program tersebut.
Peristiwa ini terjadi pada Selasa (9/9/2025). Sejumlah santri Pondok Pesantren (PP) Ziyadatut Taqwa, Desa Larangan Tokol, Kecamatan Tlanakan, mendapat jatah MBG berupa nasi goreng dengan irisan telur dan ayam suwir. Namun, usai mengonsumsi makanan itu, para siswa mengalami gejala mual, muntah, dan diare.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kejadian serupa juga dialami siswa TK Al-Falah, Desa Branta Pesisir, Kecamatan Tlanakan, setelah menyantap makanan MBG yang sama.
Akibatnya, sekitar 20 siswa terpaksa dilarikan ke Puskesmas Tlanakan untuk mendapatkan perawatan medis. Hingga kini, sebagian besar korban telah dipulangkan, namun tiga siswa masih menjalani perawatan intensif.
Ketua DPRD Pamekasan, Aldi Maskur, yang langsung menjenguk para korban, menyatakan prihatin atas insiden tersebut. Ia meminta program MBG di wilayah Tlanakan untuk sementara dihentikan.
"Kami minta hentikan dulu pemberian makanan bergizi di wilayah Tlanakan. Harusnya pihak ahli gizi intens mendampingi saat proses pembuatan makanan tersebut," tegas Aldi, Rabu (10/9/2025).
Menurutnya, kejadian ini sangat disayangkan. "Makanan yang seharusnya bergizi malah sebaliknya membuat anak-anak keracunan," tambahnya.
Saat ini pihak terkait masih melakukan evaluasi terhadap penyebab keracunan agar kejadian serupa tidak terulang.
(auh/abq)