Gerhana Bulan Total 7 September 2025: Langit Berubah Jadi "Blood Moon"

Gerhana Bulan Total 7 September 2025: Langit Berubah Jadi "Blood Moon"

Mira Rachmalia - detikJatim
Minggu, 07 Sep 2025 17:10 WIB
Warga menyaksikan fenomena gerhana bulan total di luar Planetarium di Buenos Aires, Argentina. Ini potretnya.
Gerhana Bulan Total Foto: AP Photo/Natacha Pisarenko
Surabaya -

Fenomena langit langka akan kembali menghiasi bumi pada 7-8 September 2025, ketika gerhana bulan total terjadi dan mengubah wajah bulan purnama menjadi merah tembaga yang dikenal sebagai "blood moon".

Peristiwa ini merupakan gerhana bulan total kedua yang berlangsung sepanjang tahun 2025, sehingga menjadi momen yang ditunggu para pencinta astronomi dan penikmat langit malam.

Gerhana bulan kali ini akan memberikan pemandangan terbaik di wilayah Asia dan Australia bagian barat, sementara masyarakat di Eropa, Afrika, Australia bagian timur, hingga Selandia Baru juga masih bisa menyaksikan sebagian fase gerhana, termasuk momen puncaknya. Diperkirakan, lebih dari 6 miliar orang di dunia dapat melihat setidaknya salah satu fase gerhana bulan total ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut penjelasan tentang Gerhana Bulan Total 7 September 2025 dilansir dari situs space.

Waktu dan Wilayah yang Bisa Menyaksikan Gerhana

Gerhana bulan merupakan fenomena global yang terjadi pada waktu bersamaan di seluruh dunia. Namun, keterlihatan fenomena ini tergantung posisi bulan terhadap horizon di masing-masing wilayah. Pada 7 September 2025, masyarakat di Asia dan Australia Barat berkesempatan melihat seluruh fase gerhana dari awal hingga akhir.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, di Eropa, bulan akan terbit dalam kondisi sudah tertutup bayangan bumi. Artinya, pengamatan akan sangat dipengaruhi oleh waktu terbit bulan serta kondisi langit bagian timur yang harus benar-benar cerah agar momen ini bisa terlihat jelas. Meski begitu, di beberapa negara seperti Spanyol dan Norwegia, masyarakat tetap bisa menyaksikan sebagian fase gerhana.

Apa yang Bisa Diharapkan dari Gerhana Bulan Ini?

Keunikan gerhana bulan total kali ini terletak pada jarak bulan yang hanya 2,7 hari sebelum perigee, yakni titik terdekat bulan dengan bumi. Hal ini membuat bulan tampak sedikit lebih besar dari biasanya, meskipun perbedaannya mungkin sulit disadari mata telanjang.

Yang akan lebih mencolok adalah warna bulan yang berubah. Sebanyak 36% diameter bulan akan melewati bayangan gelap bumi (umbra), menghasilkan warna merah pekat yang dramatis. Efek "blood moon" ini terjadi karena cahaya matahari yang melewati atmosfer bumi dibiaskan ke arah bulan, sehingga hanya spektrum cahaya merah-oranye yang terlihat di permukaan satelit alami bumi tersebut.

Tahapan Gerhana Bulan Total 7 September 2025

Gerhana bulan kali ini berlangsung dengan beberapa fase penting yang menarik untuk diperhatikan. Berikut urutannya:

1. Bulan Memasuki Bayangan Penumbra

Fase awal dimulai ketika bulan memasuki penumbra, yaitu bayangan luar bumi, pada pukul 11.28 WIB. Pada tahap ini, perubahan warna bulan sangat halus, hanya terlihat sebagai sedikit penggelapan di sisi kiri atas bulan. Butuh pengamatan cermat untuk melihat perbedaan ini, karena awal penumbra tidak terlalu jelas.

Seiring waktu, bayangan penumbra bergerak perlahan melintasi permukaan bulan. Meski samar, fase ini menjadi tanda dimulainya proses gerhana yang lebih dramatis.

2. Bayangan Umbra Menutupi Bulan

Sekitar pukul 12.27 WIB, bulan mulai masuk ke umbra, bayangan inti bumi yang jauh lebih gelap dibanding penumbra. Pada fase ini, perubahan terlihat jelas karena bagian kiri atas bulan tampak "digigit" bayangan bumi.

Seiring berjalannya waktu, hingga 75% permukaan bulan tertutup umbra. Warna merah-cokelat mulai muncul, memberikan pemandangan kontras yang memukau di langit malam.

3. Fase Totalitas: Blood Moon

Puncak gerhana terjadi pada pukul 13.30 WIB ketika seluruh permukaan bulan tertutup umbra bumi. Inilah fase totalitas, di mana bulan tampak berwarna merah menyala, yang sering disebut sebagai blood moon.

Menurut perhitungan, fase totalitas akan berlangsung selama sekitar 82 menit, dengan momen maksimum pada pukul 14.11 WIB. Menariknya, bagian bawah bulan diperkirakan tampak sedikit lebih terang dibanding bagian atas karena posisinya lebih jauh dari pusat bayangan bumi.

4. Bayangan Umbra Bergeser

Pada pukul 14.52 WIB, bulan mulai keluar dari umbra, menandai akhir dari totalitas. Perlahan, cahaya putih terang kembali muncul dari sisi kiri bulan, menggantikan warna merah gelap sebelumnya. Fase gerhana sebagian ini berlangsung lebih dari satu jam.

5. Fase Akhir Penumbra

Sekitar pukul 16.55 WIB, bulan sepenuhnya keluar dari bayangan bumi. Dengan begitu, gerhana bulan total 7 September 2025 resmi berakhir.

Fakta Menarik Gerhana Bulan Total 7 September

Gerhana bulan total hari ini, Minggu (7/9). Fenomena langit yang dikenal dengan istilah "Blood Moon" ini selalu menyimpan cerita menarik, mulai dari sisi ilmiah, visual, hingga kepercayaan masyarakat. Berikut 5 hal yang menarik terkait gerhana bulan total yang menarik untuk kalian ketahui:

1. Disebut Bulan Darah

Saat gerhana bulan total, bulan akan tampak berwarna merah gelap. Warna ini muncul karena cahaya matahari yang melewati atmosfer bumi disaring, hanya menyisakan spektrum merah yang sampai ke permukaan bulan.

2. Fenomena Langka, Bisa Ditonton Gratis

Berbeda dengan gerhana matahari, gerhana bulan total aman dilihat dengan mata telanjang tanpa alat bantu. Kita cukup menengadah ke langit malam, terutama di tempat minim polusi cahaya, untuk menikmati pemnadangan spektakuler ini,

3. Bisa Dilihat dari Seluruh Wilayah di Indonesia

Kali ini, hampir seluruh wilayah Indonesia bisa menyaksikan gerhana bulan total. Dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua, semua berkesempatan untuk menyaksikan fenomena ini, meski di Papua bagian timur bulan terbenam lebih cepat.

4. Durasi Cukup Panjang

Gerhana bulan total hari ini berlangsung cukup lama. Dilansir dari jurnal detiksulsel (Gerhana Bulan 7 September 2025: Catat Jam, Lokasi, dan Cara Melihatnya!), yang ditulis oleh Osmawanti Panggalo, Seluruh rangkaian gerhana mencapai lebih dari 5 jam, dengan fase totalitas sekitar 1 jam 22 menit. Jadi, tak perlu khawatir ketinggalan momen langka tersebut.

5. Penuh Cerita Mitos

Dalam budaya Jawa, gerhana bulan kerap dikaitkan dengan mitos Batara Kala yang menelan bulan. Di beberapa daerah, masyarakat dulu biasa membuat bunyi-bunyian keras untuk "mengusir" Batara Kala agar bulan kembali bersinar.

Gerhana bulan total 7 September 2025 bukan hanya fenomena astronomi, tetapi juga momen untuk mengingat betapa indahnya keteraturan alam semesta. Dengan fase totalitas lebih dari satu jam, masyarakat di berbagai belahan dunia akan berkesempatan melihat bulan berubah menjadi merah tembaga. Fenomena ini juga menjadi pengantar menuju peristiwa langit berikutnya, yaitu gerhana matahari sebagian yang akan terjadi pada 21 September 2025.




(ihc/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads