Awal Mula Kampung Ini 'Dijepit' Jalan Ahmad Yani Surabaya

Awal Mula Kampung Ini 'Dijepit' Jalan Ahmad Yani Surabaya

Faiq Azmi - detikJatim
Jumat, 04 Mar 2022 14:57 WIB
Ada kampung di Surabaya yang berada di tengah jalan. Kampung ini dijepit Jalan Ahmad Yani arah Wonokromo dan arah Bundaran Waru.
Kampung di tengah Jalan Ahmad Yani Surabaya/Foto: Deny Prastyo Utomo/detikJatim
Surabaya - Sebuah kampung di Surabaya berada di tengah Jalan Ahmad Yani arah Wonokromo dan arah Bundaran Waru. Bagaimana awal mulanya?

Kampung yang dimaksud yakni Kampung Jemur Gayungan RT O1 RW 03. Kampung ini tepat di sebelah utara Taman Pelangi.

Ada kampung di Surabaya yang berada di tengah jalan. Kampung ini 'dijepit' Jalan Ahmad Yani arah Wonokromo dan arah Bundaran Waru.Kampung yang 'dijepit' Jalan Ahmad Yani arah Wonokromo dan arah Bundaran Waru/ Foto: Faiq Azmi/detikcom

Awalnya, kampung tersebut menyambung dengan permukiman yang berada di sisi barat Jalan Ahmad Yani. Namun setelah ada pembangunan jalan arah Wonokromo, sejumlah rumah jadi terpisah, dan kini menjadi Kampung Jemur Gayungan RT O1 RW 03.

"Sebelum tahun 1974, jadi jalan dari Wonokromo ke Waru hanya satu akses di sebelah timur (hanya ada satu jalur Jalan Ahmad Yani). Setelah tahun 1974, pemerintah mengadakan jalan sebelah barat ini, untuk arus dari Sidoarjo atau luar kota masuk ke Surabaya (arah Wonokromo). Kebetulan saat itu terminal masih Joyoboyo. Jadi begitu awalnya," kata Suliono, Ketua RT 01 RW 03 Jemur Gayungan kepada detikJatim, Jumat (4/3/2022).

Suliono mengatakan, sejak tahun 1974, sejumlah rumah tersebut berada di tengah Jalan Ahmad Yani arah Wonokromo dan arah Bundaran Waru.

"Akhirnya terpisah. Dulu itu Jemur Gayungan I nyambung panjang sampai gang di seberang itu. Tapi sejak dibangun jalan, ya akhirnya terpisah oleh jalan raya," katanya.

Suliono menambahkan, ada sekitar 200 orang yang tinggal di Kampung Jemur Gayungan I. Meski begitu, ia berharap pemerintah segera memberi ganti rugi lahan ke warga agar bisa segera pindah.

"Ya sebenarnya kalau dikasih ganti rugi sama pemerintah, warga mau. Asal harganya sesuai dengan harga tanah sekarang," pungkasnya.


(sun/sun)


Hide Ads